Bandar Narkoba Punya Modus Paket 'Siluman' Untuk Kelabui Polisi
Cara ini amat merepotkan reserse Narkoba sebab membuat informasi yang mereka dapat soal adanya pengiriman paket
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kini banyak paket narkoba 'siluman'di berbagai pelabuhan Indonesia.
Paket 'siluman' ini, maksudnya sebuah paket yang sebenarnya ditujukan ke suatu pelabuhan (misalnya ditujukan untuk turun dan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya), tetapi ternyata di tengah jalan berbelok dan akhirnya turun di pelabuhan lain (misalnya justru turun di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang).
Cara ini amat merepotkan reserse Narkoba sebab membuat informasi yang mereka dapat soal adanya pengiriman paket jadi tak bisa dicegat di pelabuhan.
Ini terungkap usai polisi dari Subdit 2 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap peredaran sabu seberat 6,3 kilogram pada pertengahan Januari 2016 ini.
Direktur Reserse Narkoba Polda. Metro Jaya, Komisaris Besar Eko Daniyanto, mengatakan, pihaknya meringkus 3 tersangka dalam kasus ini.
Sementara itu, Kasubdit 2 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Gembong Yudha, mengungkapkan, timnya sempat nyaris terkecoh dengan informasi penyelundupan Narkoba ini.
Menurut Gembong, berdasarkan informasi tadinya disebut akan ada kapal kargo bersandar dimana didalamnya ada barang berisi narkoba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Tapi, ucap Gembong, ternyata narkoba itu tak pernah turun di Pelabuhan Tanjung Perak.
Setelah ditelusuri usai sempat kehilangan jejak perjalanan narkoba, pihaknya mendapati sebuah paket kiriman narkoba jenis sabu yang dikemas dalam tas wanita.
Paket tas berisi sabu itu ditemukan di sebuah jasa ekspedisi di Jakarta Barat dan hendak dikirim ke Surabaya.
Anehnya, ucap Gembong, diketahui paket itu berasal dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, baru dikirim ke Jakarta dan dikirim lagi lewat jasa ekspedisi ke Surabaya.
Namun dalam kargo, kata Gembong, jelas-jelas disebut bahwa paket itu seharusnya turun dan dikirim ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, bukan ke Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
"Ini baru kita temukan yang begini. Informasi kami sudah benar bahwa paket ini seharusnya turun di Surabaya. Tapi kok bisa tiba-tiba berbelok dan turun di Semarang, lalu dikirim ke Jakarta dan hendak dikirim lagi ke Surabaya," kata Gembong kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com usai jumpa pers pengungkapan kasus di Polda Metro Jaya, Rabu (27/1/2016).
Menurut Gembong, itu adalah strategi para pengedar untuk mengelabui polisi.
Bagi reserse Narkoba cara ini amat berbahaya dan ada indikasi melibatkan orang dalam di pelabuhan.
Usai menemukan paket itu di Jakarta, polisi kemudian melakukan delivery control dan meringkus 3 tersangkanya di Surabaya.
"Jadi paket itu sudah ditunggu di Surabaya. Makin mengerikan modus penyelundupan Narkoba sekarang," kata Gembong.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.