Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dibentuk Yayasan Baru untuk Lindungi Hutan Tropis Indonesia

Marzuki menambahkan, tugas Yayasan Belantara jug meliputi peremajaan hutan alam dan perlindungan satwa langka.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Dibentuk Yayasan Baru untuk Lindungi Hutan Tropis Indonesia
Ist
(Ki-ka) Kepala Dinas Kehutanan Prov. Jambi Irmansyah Rachman tengah berbincang bersama Wakil Ketua Komisaris Yayasan Belantara Jatna Supriatna, Managing Director Sustainability Asia Pulp & Paper (APP) Aida Greenbury, dan Dewan Komisaris Yayasan Belantara Marzuki Usman di Jakarta (4/2). Dalam laporan kebijakan konservasi hutan, APP menunjukkan kemajuan cepat dalam pengelolaan lahan gambut, selain meluncurkan Desa Makmur Peduli Api, sistem penanggulangan kebakaran hutan terpadu, serta mendirikan yayasan Belantara sebagai wadah untuk mengelola dan mendanai program konservasi di Indonesia. 

Tony Sumampau, yang juga Dewan Pengawas Yayasan Belantara mengatakan, "Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari Dewan Penasihat Yayasan Belantara. Karena menyatukan para pakar akademis, administrator dan konservator, yang telah banyak memajukan usaha pelestarian lingkungan hidup selama puluhan tahun masa baktinya.

"Kami menaruh harapan besar pada upaya-upaya Yayasan Belantara dan sangat bersemangat untuk menerapkan gabungan dari kekayaan pengalaman kami dalam pembinaan program yang akan melindungi aksi ekologi serta keanekaragaman hayati lanskap-lanskap primer di Indonesia," kata Tony Sumampau.

Tentang Yayasan Belantara Yayasan Belantara didirikan oleh Asia Pulp & Paper (APP) untuk menjamin dan mengelola dana untuk berbagai program konservasi lanskap di Sumatra dan Kalimantan, Indonesia.

Yayasan ini bertujuan untuk memastikan adanya keseimbangan yang tepat antara pembangunan ekonomi berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat lokal, dan pelestarian lingkungan.

Hal ini meliputi peremajaan hutan alam dan perlindungan spesies langka, perlindungan satwa yang hampir punah, dan berbagai penelitian untuk pengelolaan lanskap berkelanjutan yang lebih baik, serta pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi masyarakat setempat, terutama di area yang masyarakatnya sangat bergantung pada Sumber Daya Alamnya.

Anggota Dewan Penasihat baru Tony Sumampau, Indonesia Tony Juniper, United Kingdom Xu Daping, China Hans-Jurgen Matern, Germany Mark Buckley, United States Suzanne Gendron, Hong Kong Professor Francesco Bertolini, Italy.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas