Kisah Tenaga Honorer Harus Siap Kerja 24 Jam
"Contoh kami di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Mamasa, bahwa seringkali tengah malam panggil kita untuk buatkan surat tugas atau buatkan surat-su
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Simon, seorang tenaga honorer yang bekerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat membagi sedikit pengalaman kerjanya.
Terkadang, Simon harus siaga selama 24 jam untuk mengerjakan sesuatu.
Ia menceritakan dirinya pernah harus mengerjakan tugas tengah malam.
"Contoh kami di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Mamasa, bahwa seringkali tengah malam panggil kita untuk buatkan surat tugas atau buatkan surat-surat dia untuk dia buatkan laporan," ujar Simon di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (13/2/2016).
Simon yang pernah mengecap pendidikan di SMK kelistrikan ini mengatakan banyak yang belum bisa menggunakan komputer, sehingga ia sering kebagian tugas mengetik.
"Karena terus terang kita bukannya memandang enteng sama teman-teman yang sudah PNS. Itu kadang (PNS) belum ada yang kuasai komputer. Kita honorer yang dipakai," ucap Simon.
Simon juga menilai selama ini tenaga kerja yang menyandang status Pegawai Negeri Sipil lebih senang memberi pekerjaan kepada para tenaga honorer.
Akibatnya para PNS kalah rajin dengan para tenaga honorer.
"Teman-teman PNS juga menganggap kita ini kan masih tetap rajin karena mau jadi PNS, sementara teman-teman yang sudah jadi PNS malas-malasan," kata Simon.
