Empat Orang yang Mengaku Korban Novel Ikut Berdemo di Kejaksaan Agung
Ke empatnya naik mobil pengunjukrasa, kemudian berorasi menuntut Jaksa Agung melimpahkan berkas dugaan penembakan
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
"Ini lukanya ditembak dari betis belakang," katanya.
Meski mengaku jika saat penembakan matanya tidak ditutup apapun, Rusli mengatakan tidak tahu siapa yang ditembak duluan. Ia pun tidak tahu korban tewas bernama Aan berbaris dideretan keberapa.
Namun menurutnya saat itu ia melihat sosok yang menembak kaki kirinya, yaitu Novel Baswedan.
"Saat itu mata dibuka, tidak ditutup, dan saya lihat dia (Novel)," katanya.
Kuasa hukum Korban, Yuliswan mengatakan ke empat korban penganiayaan tim Reserse Polresta Bengkulu pimpinan Novel 2004 silam, selama ini hidup pas-pasan. Ada yang membuka usaha makan, kuli bangunan, dan penjual ikan.
Usai keluar dari penjara keempatnya hidup berbeda tempat, satu orang di Bengkulu yakni Dedi Mulyadi , Rusli Aliansyah di Riau, dan di Donny Yeprizal Siregar dan Irwansyah Siregar di Medan.
Yuliswan mengatakan tidak ada yang membayar kedatangannya bersama empat korban penganiayaan Novel ke jakarta. Ia merogoh kocek sendiri untuk mebiayai hidup selama di Ibu Kota. Yuliswan juga mengaku tidak dibayar sedikitpun menjadi kuasa hukum keempat korban.
"Saya tidak dibayar, malah saya keluar uang, karena satu dari mereka yakni Irwansyah Siregar adalah saudara saya," tuturnya.
Awalnya menurut Yuliswan, ia bersama keempat korban datang ke Jakarta atas undang salah satu stasiun televisi. Ia bersama kliennya diundang untuk menjadi narasumber salah satu program acara diskusi. Akomodasi ke Jakarta ditanggung oleh stasiun televisi tersebut.
Usai menghadiri diskusi tersebut, ia kemudian memutuskan untuk sekalian memperjuangkan keadilan kliennya di Jakarta. Bersama ke empat korban, ia akan mendatangi lembaga terkait, agar kasus penganiayaan diungkap hingga tuntas.
"Uang jasa saya mendapingi klien lain, saya gunakan selama di Jakarta. Karena saya akan datangi semua lembaga agar kasus ini tuntas, setelah komisi III DPR, Kejaksaan, dan Komnas HAM, saya akan datangi kantor wakil presiden," tuturnya.
Selama di Jakarta menurut Yuliswan , bersama ke empat korban, ia tinggal dirumah kerabatnya. Yuliswan enggan menyebutkan rinci alamatnya di jakarta. Hanya saja menurutnya, Ia akan tinggal sampai kasus disidangkan.
"Sampai kasus benar disidangkan, sebelum terburu kadaluwarsa pada tanggal 18 Februari nanti. Karena berdasarkan perhitungan saya lewat tanggal 18 sudah Kadaluwarsa," paparnya.
Beda Penanganan Korban Tembakan