Kapolri Minta Travel Advisory Tidak Perlu Dibesar-besarkan
"Saya pikir ini tidak perlu dibesar-besarkan, karena bukan travel warning. Beda travel advisory, ini hanya peringatan untuk mengingatkan. Ini adalah
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terkait travel advisory yang dikeluarkan Pemerintah Australia, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti minta hal tersebut tidak dibesar-besarkan.
"Saya pikir ini tidak perlu dibesar-besarkan, karena bukan travel warning. Beda travel advisory, ini hanya peringatan untuk mengingatkan. Ini adalah hal yang biasa," tutur Badrodin, Jumat (26/2/2016) di Mabes Polri.
Mantan Kapolda Jawa Timur ini juga berharap masyarakat tidak perlu takut dalam beraktifitas pasalnya keamanan pasti dijamin Polri.
"Ada beberapa memang informasi yang kami terima, tapi saya pikir semua sudah kami antisipasi dengan baik, masyarakat tidak perlu takut," tuturnya.
Untuk diketahui, setelah Malaysia, kali ini Indonesia menjadi sasaran travel advisory Australia yang memperingatkan kemungkinan serangan teror.
Peringatan tersebut ditujukan pada wisatawan Australia yang bertandang ke Indonesia, yang diminta agar terus berwaspada.
"Indikasi terbaru menunjukkan bahwa para teroris mungkin sedang dalam tahap lanjut mempersiapkan serangan-serangan di Indonesia," demikian isi travel advisory Australia, dikutip Reuters.
Peringatan itu diunggah Departemen Hubungan dan Perdagangan Luar Negeri (DFAT) Australia di situs resmi pemerintah Australia, melalui tautan http://smartraveller.gov.au/countries/indonesia#.
"Pemerintah menyarankan Anda untuk tetap waspada jika sedang berada di Indonesia, terutama di Jakarta, Bali, dan Lombok," tambah pernyataan itu lagi.
Ditekankan pula bahwa tingkat ancaman teror itu cukup tinggi, terlebih di tiga destinasi wisata Indonesia tersebut.
Menurut peringatan tersebut, wisatawan harus waspada ketika berada di tempat-tempat yang rawan menjadi target teroris.
"Seperti klub malam, bar, kafe, restoran, hotel internasional, bandara, dan tempat-tempat ibadah," tulisnya.
Peringatan berbeda diberlakukan untuk beberapa wilayah Indonesia bagian timur, yakni Sulawesi Tengah dan Papua.
Tingkat peringatannya pun tergolong tinggi, di mana wisatawan diimbau untuk mempertimbangkan kembali kepentingan perjalanannya ke daerah-daerah itu.
"Sejak Juli 2009, banyak serangan kekerasan yang terjadi di sekitar area pertambangan Freeport di Papua, yang sampai menelan nyawa seorang warga Australia," tambah pernyataan itu lagi.
Wisatawan yang ingin berkelana ke Sulawesi Tengah dan Papua diminta untuk melakukan research terlebih dahulu dan selalu bersiaga akan ancaman keselamatan.
Sebelumnya, 21 Februari 2016 lalu, pemerintah Australia mengeluarkan peringatan serupa terkait kemungkinan serangan di Malaysia.
Daerah-daerah yang diduga menjadi target serangan adalah Kuala Lumpur dan Sabah, yang juga menjadi target peringatan Inggris, Selandia Baru, dan Kanada.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.