Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mendapat Surat dan Video Maaf Mashudi,  Menteri Yuddy Memaafkan

Mashudi, guru honorer asal Brebes, Jawa Tengah akhirnya meminta maaf kepada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Mendapat Surat dan Video Maaf Mashudi,  Menteri Yuddy Memaafkan
Tribunnews.com/ Abdul Qodir
Surat Mashudi 

Tribunnews.com, JAKARTA - Mashudi, guru honorer asal Brebes, Jawa Tengah akhirnya meminta maaf kepada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi atas ancaman yang dikirimnya melalui pesan singkat.

Mashudi mengirimkan permohonan maaf ke Menteri Yuddy melalui surat dan video saat berada di dalam ruang tahanan.

Dua bentuk permintaan maaf itu disampaikan secara langsung oleh Suswono, mantan Menteri Pertanian itu ke Yuddy Chrisnandi.

Menteri Pertanian di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menyampaikan permintaan maaf Mashudi karena alasan kemanusiaan. "Jadi pak Mashudi mengirimkan surat secara tertulis yang dibawa Suswono. Video pak Mashudi ketika di tahanan dan itu sudah ditunjukkan pada Menpan di kantor," kata Suswono, Kamis(10/3).

Menteri Maafkan Mashudi

Atas adanya permintaan tersebut Menteri Yuddy akhirnya memaafkan Mashudi. Selain memaafkan Menteri Yuddy juga mencabut laporan polisi yang sebelumnya sudah diajukan melalui Sekretaris Pribadi Yuddy, Reza Pahlevi.

"Pak Menpan RB sebagai pejabat tinggi negara memaafkan apa yang dilakukan Mashudi. Jadi, saya datang kemari ditugaskan untuk mencabut apa yang saya laporkan. Alasan mencabut karena permohonan maaf," tutur Reza.
Suswono Jadi Juru Damai
Menteri Pertanian di era Pemerintahan SBY yakni, Suswono, orang di balik perdamaian Menpan RB Yuddy Chrisnandi dan dengan Mashudi pelaku pengirim pesan teror. Suswono merasa iba kepada guru honorer tersebut sehingga membantu.

BERITA TERKAIT

Pria asal Tegal itu mengetahui Mashudi terjerat kasus hukum setelah dihubungi pihak keluarga terlapor. Selain berniat membantu, dia bersedia menjadi penjamin supaya ditangguhkan penahanan.

"Saya menjamin. Iya, nanti kalau dia lari saya ditahan tak apa. Saya dulu anggota DPR RI daerah pemilihan Brebes. Sampai sekarang komunikasi dengan keluarga Brebes masih jalan. Dia meminta bantuan keluarga untuk bisa membantu persoalan suami," tutur Suswono.

Setelah menerima laporan dari pihak keluarga Mashudi, dia mendatangi Mapolda Metro Jaya. Dia bertatap muka secara langsung dengan pelaku teror pesan kepada Menpan itu. Dia mencari tahu permasalahan yang sedang dihadapi orang itu. Pertemuan berlangsung selama dua kali.

Menurut Suswono, Mashudi mengirim pesan singkat atau SMS ke Yuddy karena merasa kesal, sebab, apa yang telah dijanjikan sampai saat ini belum ditepati. Pelaku ingin diangkat sebagai guru tetap padahal, dia sudah 16 tahun berkarir sebagai guru honorer.

"Setelah istri menghubungi saya, saya menelusuri apa akar masalah. Dan memang, dia emosional karena tak jadi diangkat. Yang tadi dijanjikan ternyata dibatalkan. Dia sudah 16 tahun (guru honorer,-red)" kata dia.

Pertemuan empat mata itu membuat Mashudi mengaku ternyata perbuatan yang dilakukan salah. Akhirnya, dia meminta maaf kepada Yuddy. Permintaan maaf disampaikan melalui surat yang ditulis tangan dan rekaman video.

Dikarenakan posisi Mashudi masih berada di ruang tahanan Mapolda Metro Jaya, maka dua pesan permintaan maaf itu disampaikan lewat Suswono. Akhirnya, politisi PKS itu bertemu langsung dengan Yuddy untuk menyampaikan permintaan maaf.

"Saya sampaikan surat permohonan maaf dan beliau menerima termasuk pengakuan permohonan maaf secara lisan yang saya rekam dan pun pak Yuddy menyaksikan. Artinya, dia dengan legowo memaafkan dan dengan jaminan saya sebagai penangguhan. Insya Allah bisa dikeluarkan," tambahnya. (gle/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas