TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Indonesia Corruption Watch (ICW) meluncurkan album berjudul 'Lagu Anak Hebat'.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan pendidikan kepada anak pentingnya antikorupsi agar kelak besar nanti tidak melakukan perbuatan rasuah.

Perwakilan ICW, Sely Martini menuturkan korupsi telah menjadi penyakit yang kronis melibatkan berbagai sektor baik pejabat pemerintah, pelaku bisnis maupun masyarakat. ‎

Oleh karena itu, kerja melawan korupsi harus dilakukan berbagai cara, strategi dan metode baik upaya penegakan hukum yang tegas maupun pembangunan sistem yang baik.

"‎Untuk itu dalam melakukan pendidikan antikorupsi ICW mengadakan peluncuran album bertajuk 'Lagu Anak Hebat' yang bekerjasama dengan Komunitas Mari Bernyanyi, KPK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Sely di FX Senayan, Jakarta, Sabtu (12/3/2016).

Sely menuturkan, lirik dan lagu dalam album yang akan diluncurkan berisikan tentang bagaimana mencegah praktik-praktik korupsi dalam keseharian anak-anak, seperti saat bermain di rumah, belajar di sekolah, bahkan di lingkungan sosial sekitar.

"‎Pesan-pesan tersebut lalu dikemas dalam balutan musik dan lagu yang mudah dicerna oleh anak-anak. Pendidikan antikorupsi tak hanya didapat dalam pendidikan formal baku di sekolah, namun juga harus dikemas secara ringan dan mudah diingat," tuturnya.

Di tempat ‎yang sama, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengapresiasi langkah ICW yang mendidik anak membudayakan perilaku antikorupsi sejak dini. Karena tidak dipungkirinya, musik dapat membentuk integritas seseorang.

"Musik itu bisa membentuk integritas orang. Anak itu harus berintegritas agar karakternya tidak berubah," ujarnya.

‎Dikatakan Saut, orang besar yang terlibat korupsi pada masa kecilnya pasti memiliki karakter yang baik. Namun karena karakter itu tidak dijaga maka orang itu dapat berubah menjadi jahat dengan melakukan korupsi.

"Karakter itu yang harus dijaga. Jangan sampai berubah agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik," tandasnya.