Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wiji Thukul tak Punya Kemampuan Rakit Bom

Budiman Sudjatmiko, membantah penghargaan dari Presiden Timor Leste Xanana Gusmao kepada Widji Thukul karena bantuan menyuplai dan merakit bom

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Wiji Thukul tak Punya Kemampuan Rakit Bom
Tribunnews.com/DANY PERMANA
Putri aktivis yang hilang Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani, membacakan puisi dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (7/5/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang kini menjadi anggota DPR dari PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, membantah penghargaan dari Presiden Timor Leste Xanana Gusmao selaku perwakilan kelompok tentara pembebasan Timor Leste kepada penyair dan aktivis Widji Thukul karena bantuan menyuplai dan merakit bom dalam pertempuran melawan ABRI.

Budiman mengenal Widji Thukul sebagai seorang aktivis demokrasi lewat puisi sejak 1990 hingga akhirnya ia menghilang. Selama perkenalan itu, Widji Thukul bukanlah seseeorang yang ahli membuat bom sebagaimana diinformasikan oleh akun Path Ndorokakung.

"Nggak. Widji Thukul ini bukan seorang teknisi, ahli teknologi. Dia seorang seniman, yang punya kepekaan, punya empati kepada kehidupan tetangga-tetangga yang di bawah karena bapaknya juga tukang becak yang hidup di tengah kampung-kampung kumuh di Solo. Jadi, dia seorang sentimetil, dia punya empati besar," kata Budiman di Jakarta, Sabtu (19/3).

"Saya tidak pernah dia belajar teknis seperti itu (membuat bom). Dia berorganisasi pun bukan organisasi yang bersifat teknis. Jadi, saya nggak yakin dia punya kemampuan membuat bom. Saya nggak yakin juga dia bisa buat petasan, apalagi bom," sambungnya.

Budiman menceritakan, Wiji Thukul yang memiliki nama asli widji Widodo, adalah seorang penyair. Dia tinggal di sebuah perkampungan kumuh di tengah Kota Surakarta atau Solo.

Selama enam tahun mengenal, Wiji Thukul melakukan perjuangan dengan mengorganisir buruh, ikut demonstrasi buruh hingga menulis sejumlah puisi-puisi di tengah-tengah perjuanganmya.

"Kehidupannya penuh kesederhanaan, punya keberanian walaupun dengan lidah agak cadel tapi dia berpuisi dengan kepercayaan diri, dan puisinya banyak menginspirasi teman-teman untuk melawan Orde Baru," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya Wicaksono melalui akun Path Ndorokakung menuliskan pesan, bahwa Xanana Gusmao selaku mantan pimpinan kelompok tentara pembebasan Timor Leste, Brigada Negra, memberikan penghargaan untuk Widji Thukul melalui putrinya, Fitri Nghanti Wani, di Dili pada Rabu (16/3), karena perannya memasok dan membuat bom yang dipakai tentara Timor Lesta untuk melawan ABRI.

"Sayang, Thukul terbunuh di perbatasan oleh anggota ABRI. Dibom," tulis Wicaksono lewat akun Path, Ndorokakung pada Kamis (17/3) malam.

Budiman membantah informasi tersebut.

Ia menceritakan, saat itu Xanana Gusmao memberikan penghargaan kepada sejumlah aktivis dari Indonesia, termasuk kepada dirinya, karena telah berjuang untuk demokrasi dan menunjukan solidaritas pada perjuangan Timor Leste.

Dan Xanana saat memberikan pidato di hadapan sang anak pada acara itu tidak pernah mengatakan perihal peran Widji Thukul dalam membuat bom.

"Kemarin kami diundang, saya diundang menjadi pembicara di acara Seminar tentang batas laut Timor Leste-Australia. Kebetulan Timor Leste sedang meminta agar batas lautnya dengan Australia dinegosiasikan kembali. Lalu, Australia menolak karena ada batas Australia dengan Timur Gape segala macam. Nah, Timor Leste sedang berjuang agar bisa dinegosiasikan lagi dan meminta aktivis-aktivis Indonesia agar Australia mau menandatangani itu. Nah, pada saat itu lah ada penghargaan kepada aktivis-aktivis Indonesia yang telah berjuang untuk demokrasi dan jg menunjukan solidaritas pada perjuangan Timor Leste," paparnya.

Budiman menduga adanya informasi tidak benar perihal pemberian penghargaan untuk Widji Thukul ini dikarenakan salah tafsir atau salah paham dalam menerjemahkan pidato Xanana Gusmao.

"Pada saat itu, Xanana berpidato dan berbicara tentang Widji Thukul karena saat itu putrinya hadir. Pada saat itu, Xanana berbicara dengan bahasa Tetung bercampur Portugis ada penerjemah yang saya dengar pada saat bicara bagaimana saat perjuangan demokrasi dulu, beberapa kelompok aktivis Indonesia yang memberikan solidaritas itu dapat penghargaan. Ini bukan pertama, tapi sebenarnya sudah ada sebelumnya," ujarnya.

Dugaan Budiman diperkuat lantaran pemilik akun Ndorokakung telah meminta maaf atas tulisannya itu.

"Tapi setahu saya, Ndorokakung bukan orang yang punya motivasi untuk menjatuhkan Widji Thukul. Tapi, salah tafsir, makanya dia minta maaf. Tapi, itu harus dliruskan kembali karena dampaknya sangat besar terhadap keluarga. Karena keluarga masih kehilangan. Mereka masih berharap bapaknya, suaminya bisa hadir kembali. Tapi dengan adanya informasi itu seolah-olah ada pembenaran bahwa Widji Thukul layak hilang, layak mati karena dia membuat bom. Padahal tidak seperti itu," ujarnya. (Coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas