DPR Berniat Bangun Perpustakaan Mewah, Formappi: Untuk Tidur Kali
Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) menilai DPR lebih mengutamakan haknya dibandingkan kewajiban.
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) menilai DPR lebih mengutamakan haknya dibandingkan kewajiban.
Pemerintah sepakat meloloskan anggaran sebesar Rp 570 milyar untuk mega proyek pembangunan Gedung DPR.
Satu pos anggaran diantaranya akan digunakan untuk pembangunan perpustakaan terbesar di Asia Tenggara.
"Perpustakaan Nasional sudah ada, besarkan saja itu. Ini mau buat perpustakaan terbesar, yang baca paling satu dua orang, sisanya untuk tidur kali," ujar Peneliti Senior Formappi I Made Leo Wiratma.
hal tersebut diungkapkan Leo dalam diskusi bertema "Evaluasi Kinerja DPR Masa Sidang III" pada 11 Januari - 17 Maret 2016, di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (7/4/2016).
Dalam diskusi tersebut hadir juga Koordinator Formappi Sebastian Salang dan para peneliti Formappi, seperti Lucius Karus, Bambang Abdul Sahid, M. Djadijono, dan Veronika Santi.
Para peneliti juga hadir untuk membahas tuntutan fasilitas para anggota DPR di tengah jebloknya kinerja mereka.
"Ini menarik karena semua anggaran untuk pemenuhan kepentingan DPR dan anggota nya sendiri, bukan untuk rakyat. Di antaranya mega proyek gedung DPR, kenaikan tunjangan, permintaan paspor diplomatik, hingga pembelian kasur," ujar Leo.