Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Tito Saat Teroris Menangis Ditangkap Hidup-hidup Takut Tidak Masuk Surga

Jenderal Bintang Tiga itu mengaku telah mendalami jaringan terorisme Jamaah Islamiyah sejak 1999.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita Tito Saat Teroris Menangis Ditangkap Hidup-hidup Takut Tidak Masuk Surga
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Tito Karnavian berikan ketarangan kepada para awak media seputar suka-duka menjadi Kapolda Metro Jaya, usai mengikuti acara Pisah Sambut Kapolda Metro Jaya di Polda Metro Jaya, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (21/3/2016). Mantan Kapolda Jawa Barat, Irjen. Pol. Moechgiyarto menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan Komjen. Pol. Tito Karnavian yang mendapat promosi jabatan menjadi Kepala BNPT. TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian bercerita tentang pengalamannya menangani aksi terorisme.

Jenderal Bintang Tiga itu mengaku telah mendalami jaringan terorisme Jamaah Islamiyah sejak 1999.

"Sangat paham karakteristik. Ini kelompok militan, pengalaman saya 30 tahun di reserse.  Ini berat militan terorisme. motifnya ideologi," kata Tito saat Rapar Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR, Jakarta, Rabu (13/4/2016).

Tito mengatakan anggota kelompok teroris siap mati serta terlatih melawan kontra intelejen dan mahir bersenjata.

Sebelum melakukan operasi amaliya atau jihad versi kelompok tersebut, Tito mengatakan mereka harus mengikuti tahapan Idad atau berlatih.

"Itu sifatnya wajib setiap orang untuk berperang, oleh karena itu mereka siap berperang, mereka paham sekali dengan syahid," katanya.

Menurut Tito, syahid dapat terjadi saat eksekusi, pada saat kontak senjata dan tertembak oleh petugas.

Berita Rekomendasi

Mantan Kapolda Metro Jaya itu melihat dan mengalami sendiri pada saat bom di Hotel Ritz Carlton tahun 2009.

"Semuanya lah kedubes mobil diparkir disana sebetulnya bisa ditinggal, tapi mereka meledakkan diri. Semua ransel bisa dipilih, tapi ranselnya meledak dengan dirinya senidri. bagi mereka bisa langsung masuk surga, kontak senjata juga. kontak senjata dan tertembak mati bagi mereka itu syahid," ujarnya.

Tito juga memiliki pengalaman saat menangkap teroris Iwan Rois di Darmaga Tahun 2004.

Iwan ditangkap hidup-hidup saat membawa dua senjata dan dua bom

"Nangis keras, kenapa nangis? Kehilangan momentum masuk surga, momentum melawan tugas itu momentum yang dicari. itu di cari sama mereka. itu sudah saya bilang, jangan itu masuk neraka kalau bunuh diri," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas