Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jaksa Agung Jelaskan Pemulangan Buronan BLBI Samadikun Hartono Nanti Malam

Prasetyo menegaskan penangkapan tersebut memberi bukti selama ini Kejaksaan Agung tidak diam.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Jaksa Agung Jelaskan Pemulangan Buronan BLBI Samadikun Hartono Nanti Malam
Twitter
Samadikun Hartono menjadi trending topic di Twitter. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Agung HM Prasetyo menjelaskan mengenai rencana pemulangan buronan BLBI Samadikun Hartono ke Indonesia.

Samadikun tertangkap saat berada di Tiongkok.

Ia mengatakan Samadikun akan tiba di tanah air melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

"Nanti malam akan datang melalui Bandara Halim, kiriman barang yang kita terima dari Bang Yos (Kepala BIN) di Shanghai sana," kata Prasetyo saat rapat dengan Komisi III DPR, Jakarta, Kamis (21/4/2016).

Samadikun telah dikejar tim Kejaksaan Agung sejak 2004.

Saat divonis serta berkekuatan hukum tetap atau inkraht, Samadikun melarikan diri.

Prasetyo mendapat kabar, buronan BLBI itu memiliki usaha di Cina dan Vietnam.

Berita Rekomendasi

Prasetyo menegaskan penangkapan tersebut memberi bukti selama ini Kejaksaan Agung tidak diam.

"Kami bukan hanya selama ini diam atau tidak atau membiarkan para buron itu bebas di luar negeri‎. Diam-diam kami selalu berusaha keras untuk bagaimana bisa menemukan mereka," ujarnya.

Ia mengakui pencarian buronan memerlukan biaya.

Tetapi, Jaksa Agung bersyukur karena BIN mampu melakukan gerakan di luar negeri.

"Kita juga punya tim pemburu koruptor bersama terdakwa dan aset di luar negeri. Kita usahakan kapasitas BIN ini untuk membantu mencari buron-buron di luar negeri," katanya.

Prasetyo mengakui sempat beredar kabar Pemerintah Cina menginginkan adanya kesepakatan terkait Samadikun.

Hal itu terkait dengan keberadaan suku Uighur di Indonesia.

Prasetyo menuturkan masih banyak buronan yang belum tertangkap seperti Djoko Candra.

"Suku Cina di Indonesia dari suku Uighur. Kita mengejar buron rakyat Indonesia yang melakukan kejahatan di Indonesia. Kita temukan di luar negeri. Sementara kalau Uighur memang orang dari negara Cina yang melakukan kejahatan di Indonesia. Berbeda pendekatannya dan mereka bisa memahami itu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas