Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sampoerna Schools System Bentuk Siswa Berkompetensi Analisa dan Berfikir Kritis

Pendekatan pembelajaran dilakuan yang diterapkan dengan berfokus pada Science, Technology, Engineering, Art dan Math (STEAM)

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-in Sampoerna Schools System Bentuk Siswa Berkompetensi Analisa dan Berfikir Kritis
Tribunnews/Eko Sutriyanto
Nenny Soemawinata, CEO Putera Sampoerna Foundation, Marshall E. Schott, COO Sampoerna Schools System, Psikolog Ratih Ibrahim, serta Dr. Mustava Guvercin, Superintendent Sampoerna Academy menempelkan potongan puzzle secara simbolis untuk mengukuhkan komitmen Sampoerna Schools System dalam memberikan pendidikan berkualitas dengan memperkenalkan sistem pendidikan Amerika di Indonesia. Potongan puzzle berisi 4 kriteria dalam mengevaluasi pendidikan anak, yang terdiri dari Pengakuan Kualifikasi, Pembelajaran Kontekstual, Wawasan Global, dan Penguasaan Materi. 

Laporan Wartawan Tribunnews Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang ditutut untuk jeli mengidentifikasi potensi anak juga dituntut mampu merencanakan alur pendidikan yang tepat. Dua hal ini memegang peranan penting untuk memastikan prestasi dan menjamin kesuksesan anak di masa datang.

Ini menjadi benang merah talkshow Think Beyond the School yang menghadirkan narasumber psikolog Ratih Ibrahim dan Chief Operating Officer (COO) Sampoerna School System,  Marshall E Schott di L'Avenue STEAM Cave, Jakarta belum lama ini.

Psikolog Ratih Ibrahim mengatakan, peran orangtua tidak hanya sebatas memilihkan sekolah, namun juga harus terlibat langsung dalam proses belajar anak nantinya sehingga bisa mengetahui minat dan bakat anak di masa mendatang.

Fakta yang ada saat ini, sudah jarang ditemui khususnya di masyarakat perkotaan, orangtua yang selalu setia mendampingi atau menemani anaknya belajar atau mengerjakan tugas pekerjaan rumah atau hanya sedekar menemani.

Ratih mengingatkan, jangan pernah memandang sepele kebiasaan itu mengingat berbagai studi maupun penelitian kehadiran orangtua sebagai teman saat mengerjakan tugas sekolah ataupun belajar akan mampu membangun mental anak.

Kebersamaan dengan anak saat belajar akan membuat orangtua mengenali kemampuan dan bakat anak sesuai karakteristik dan daya kembang setiap anak yang tentunya berbeda.

BERITA REKOMENDASI

"Sering menemani anak, orangtua akan mengehui pontensi minat dan bakatnya, orangtua bisa mengakomodasi kemampuan dan bakat anak itu dalam merencanakan pendidikan yang matang sejak dini," kata Ratih.

Pendampingan orangtua saat anak belajar mampu membangun mental anak

Disebutkan, prestasi akademik yang terus meningkat akan berdampak berkelanjutan sehingga saat anak tersebut masuk jenjang perguruan tinggi mental anak telah terbangun akan minim hambatan saat menjalani seluruh kegiatan akademis.

Menemukan sistem yang tepat berarti memanifestasikan impian dan harapan orang tua terhadap anak saat mereka tumbuh dewasa.

Untuk itulah kita membutuhkan pemahaman yang solid mengenai setiap pilihan yang tersedia saat ini dan perencanaan yang matang untuk setiap jenjang usia anak kita.

Dan yang terpenting adalah pemahaman yang kuat pada minat dan bakat mereka.

Sepanjang masa studi, anak kita akan terus bertransformasi dan menemukan kegemaran baru yang menarik minatnya dibutuhkan sistem utuh yang mampu memberikan anak kita paparan yang cukup terhadap sejumlah bidang studi.

Perlu diingat bahwa fleksibilitas ini akan sangat membantu mereka ketika harus mengubah jurusan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas