Julian Tidak Tahu Nama Pulau yang Dituju Kelompok Abu Sayyaf
Namun, tidak lama mereka bergerak kembali menggunakan speed boat menuju ke arah timur.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Kami terus dibawa ke arah timur. Kami tidak tahu pulau apa karena tidak ada peta, bahkan pulau yang kami tuju kami tidak tahu," ujar Julian Philip, yang bebas dari penyanderaan Abu Sayyaf ketika berbincang di Kementerian Luar Negeri, Senin (2/5/2016).
Julian menceritakan mereka sempat berlabuh di salah satu pulau yang tidak mereka ketahui pada tanggal 25 Maret 2016.
Namun, tidak lama mereka bergerak kembali menggunakan speed boat menuju ke arah timur.
"Kalau ada perahu-perahu atau kapal di jalan mereka hindar. Jadi pagi-pagi tanggal 26 itu kita ditibakan di pulau. Setelah dari pulau itu mereka membaca situasi, mungkin," kata Julian.
Sebelum mengarungi lautan, Julian sebagai Mualim I atau Chief Officer ini menceritakan setelah sempat diborgol dan diikat oleh 10 kelompok Abu Sayyaf, para penyandera langsung diminta turun dari kapal dan menaiki dua speed boat yang digunakan para penyandera.
Sebelum turun ke speed boat, Julian dan awak kapal lainnya kemudian memohon kepada para penyandera agar tidak diikat dan diborgol.
Sebagai konsekuensinya, mereka akan bekerjasama dengan para penyandera.
"Setelah itu kita mohon sama mereka agar supaya kita jangan diikat karena kita tidak akan lawan. Kita akan ikuti apa kemauan mereka. Di situ mereka setuju dan kita dilepaskan dari ikatan dan borgol," kata Julian.