'Kalau Ada Anak Nakal Harus Diobati Bukan Sebaliknya Malah Dihukum'
Dalam analisanya, terdapat anak nakal yang berada di dalam satu keluarga dan harus mempunyai pendekatan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang baik.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minister Counselor Political Affair KBRI di Filipina, Eddy Mulya mengatakan dalam proses negosiasi, dirinya beserta tim dari Yayasan Sukma yang dipimpin oleh Ahmad Badowi melakukan penelitian dari proposal yang disampaikan oleh pemerintah kepadanya.
Dia mengatakan dalam analisanya, terdapat anak nakal yang berada di dalam satu keluarga dan harus mempunyai pendekatan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang baik.
"Intinya, ini kan ada anak nakal dalam satu keluarga. Nah bagaimana kita komunikasi dengan itu. Kemudian ada yang dituakan, dihormatin," jelasnya saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5/2016).
Dia mencontohkan jika terdapat seorang anak yang memakai narkoba dalam satu keluarga, maka anak tersebut harus diobati bukan sebaliknya yang malah menghukum anak itu.
Pada penelitian tahap awal, Eddy mengungkapkan bahwa banyak elemen yang tergabung di dalamnya, seperti KBRI, Diplomat, TNI yang berjaga di perbatasan, organisasi PBB seperti ILO dan juga organisasi internasional lainnya.
Namun, akhirnya mengerucut hingga dirinya ditemui oleh tim dari yayasan bentukan Surya Paloh dan mempunyai kesamaan latar belakang mengenai pendidikan dan pernah mengajar bersama di sebuah sekolah dengan Ahmad Badowi.
"Kita kan riset di sana, kita bikin pendidikan dari 2012. Kita bangun pendidikan, beasiswa. Tahunya matching saja," ungkapnya.
Diketahui bahwa 10 ABK tersebut dapat bebas dari sekapan Abu Sayyaf selama lebih dari satu bulan dan kini, masih tersisa empat orang WNI lainnya yang disandera oleh kelompok militan asal Filipina tersebut.
Eddy mengatakan bahwa dirinya masih belum dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai keempat sandera lainnya, mengingat Abu Sayyaf tidak memberikan permintaan tebusan dan kabar lainnya.