Kivlan Zen: Yayasan Sukma Tiba-tiba Jemput 10 ABK, Tak Ikut Operasi Pembebasan
Menurut Kivlan, Yayasan Sukma tak ikut berpartisipasi dalam upaya pembebasan yang dilakukan pihaknya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen, salah satu anggota tim negosiator dalam upaya pembebasan 10 anak buah kapal Brahma 12, mengaku tak tahu menahu terkait Yayasan Sukma yang menjemput para ABK untuk pulang ke Tanah air.
Menurut Kivlan, Yayasan Sukma tak ikut berpartisipasi dalam upaya pembebasan yang dilakukan pihaknya.
"Yayasan (Sukma) datang tanggal 27 April hingga 1 Mei tiba-tiba menjemput. Tidak ikut operasi," kata Kivlan saat dihubungi, Selasa (2/5/2016).
Yayasan Sukma, merupakan lembaga yang berafiliasi dengan Partai Nasdem. Kepulangan 10 ABK tersebut pun dibawa menggunakan pesawat pribadi milik Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Ia menegaskan, tak ada keterlibatan yayasan maupun partai manapun dalam upaya penyelamatan ini.
Karena itu, Kivlan pun menyayangkan jika ada pihak yang mengklaim telah melakukan penyelamatan, tetapi tak terlibat dalam operasi.
Adapun proses negosiasi telah dimulai sejak 27 Maret 2016. Misi penyelamatan tak lepas dari bantuan pemerintah Filipina, salah satunya Gubernur Sulu Abdusakut Toto Tan II yang merupakan keponakan pemimpin Moro National Liberation Front (MNLF), Nur Misuari.
Misuari pun merupakan rekan Kivlan saat bertugas sebagai pasukan Perdamaian Filipina Selatan pada 1995-1996.
Kivlan mengaku, pengalaman itu yang menjadi salah satu alasan mengapa dirinya diajak menjadi tim negosiator. Ia enggan mengungkap siapa pihak yang memintanya terlibat karena operasi intelijen masih berjalan.
Sepuluh ABK tersebut kini sudah bersama keluarga masing-masing setelah dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf. Namun, masih ada empat WNI yang disandera.
Penulis : Nabilla Tashandra