ASEAN Literary Festival 2016 Tak Bermaksud Timbulkan Disintegrasi Papua dari Indonesia
Okky Madasari memastikan mengangkat isu Papua dalam The 3rd ASEAN Literary Festival tak bertujuan untuk disintegrasi bangsa.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Novelis sekaligus Direktur Program The 3rd ASEAN Literary Festival (ALF) 2016, Okky Puspa Madasari, menjelaskan tudingan beberapa aliansi terkait isu Papua dalam acara tersebut.
"Terkait isu Papua, yang menjadi pembicara adalah novelis yang menulis cerita tentang Papua, dan novelis Timor Leste yang menulis tentang Timor Leste," ujar Okky saat konferensi pers di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (5/5/2016).
Alasan mengangkat isu Papua dalam acara tersebut, menurut Okky, karena sastra dipercaya mampu memberikan ruang cerita masyarakat yang seringkali terabaikan.
"Kenapa kami mengangkat ini? Kita percaya sastra itu sebenarnya memberikan ruang pada cerita-cerita berdasarkan kenyataan dalam masyarakat yang sering diabaikan," papar Okky.
Penulis novel Entrok ini melihat banyak hal yang terjadi di Papua dan Timor Leste yang hingga kini masih belum terangkat ke permukaan.
Berdasarkan pandangan Okky, sastra dan festival merupakan wadah yang seharusnya bisa memberikan ruang pencerahan kepada publik.
"Saya pikir sastra dan festival sastra harusnya memberi ruang untuk itu semua," imbuh dia.
Okky menekankan gelaran ASEAN Literary Festival 2016 bukan untuk menimbulkan disintegrasi antara Indonesia dan Papua.
"Jadi tidak ada niat juga bagi ASEAN Literary Festival untuk mempromosikan disintegrasi antara Indonesia dan Papua, atau agar Papua mengikuti jejak Timor Leste," tegas Okky.
Sebelumnya, Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Muslim sempat berunjuk rasa beberapa jam sebelum acara The 3rd ASEAN Literary Festival 2016 resmi dibuka.
