Pembentukan Dewan Pembina di Munaslub Bawa Golkar Ke Zaman Purbakala
"Ini kembali ke belakang, salah satu sumber konflik utama ya Pilpres. Saya melihat mekanisme Capres harus melalui dewan pembina sama saja mengembalika
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Golkar Ahmad Doli Kurnia menulis buku yang berjudul 'Mengembalikan Golkar ke Hati Rakyat'.
Doli menulis buku tersebut karena prihatin dengan gejolak yang ada di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
"Partai ini selalu bicarakan politik anggaran, korupsi, pembagian kekuasaan. Sehingga masyarakat hampir kehilangan kepercayaan pada pejabat negara dan Parpol."
"Kami di dalam Golkar punya kesadaran yang sama apalagi bicara autokritik," kata Doli di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (8/5/2016).
Doli mengungkapkan alasan meluncurkan buku tersebut menjelang Munaslub Golkar.
Ia menilai Munaslub merupakan momen penting perubahan Golkar.
Ia menuturkan Munaslub harus menghasilkan rekonsiliasi yang utuh.
"Saya ragu kalau cara-cara lalu diulang maka rekonsiliasi terancam. Seperti cara-cara diarahkan aklamasi dan sebagainya," imbuhnya.
Ia juga meminta forum Munaslub menjadi ajang kader untuk berpikir maju ke depan.
Doli mendengar Munaslub akan membentuk dewan pembina.
Menurutnya hal itu sama saja membawa Golkar kembali mundur.
"Ini kembali ke belakang, salah satu sumber konflik utama ya Pilpres. Saya melihat mekanisme Capres harus melalui dewan pembina sama saja mengembalikan ke zaman purbakala," ungkapnya.
Sementara pengamat politik LIPI Siti Zuhro melihat Golkar di era Orde Baru sangat solid sebab menyatu kuat dengab birokrasi.
Siti mencontohkan saat menjadi peneliti di tahun 1980-an secara otomatis mendapatkan kartu Golkar.
"Golkar menjadi tempat para elite untuk bergabung. Golkar di era reformasi, harus jadi ketentuan. Proses reformasi harus jadi rumahnya. Golkar menganggap harus menang di setiap perhelatan pemilu. Ini yang salah. Ini yang belum bisa diterima Golkar," jelasnya.
Siti mengungkapkan generasi senior Golkar sudah selesai sehingga harus menjalani estafet kepada kaum muda.
"Munaslub bisa dianggap sebagai kemenangan. Munaslub bisa jadi arena konsistensi politik supaya partai lain punya role model," ungkapnya.