KNPI: Penyanderaan Abu Sayyaf Berulang, Pemerintah Jangan Pencitraan
Pemerintah jangan terus melakukan pencitraan, seolah-oleh upaya pembebasan dilakukan tanpa menggunakan uang tebusan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Rifai Darus mengatakan pemerintah harus bersikap tegas terhadap pembajakan dan penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf yang terus berulang terhadap pelaut Indonesia.
Selain dengan mengintensifkan patroli perbatasan perairan tiga negara, yakni Indonesia, Malyasia, dan Filipina, pemerintah juga harus memastikan jika upaya pembebasan tidak dengan menggunakan uang tebusan.
"Kita harus mengambil sikap tegas, Apalagi posisi Indonesia lebih kuat," ujar Rifai di Jakarta, Minggu, (17/7/2016).
Sebelumnya, untuk ke empat kalinya WNI diculik oleh kelompok yang diduga bagian dari gerakan separatis Abu sayyaf. Terakhir pada Sabtu malam lalu (9/7/2016) tiga ABK Indonesia diculik di perairan Sabah, Malaysia.
Menurut Rifai dalam kejadian pembajakan dan penyanderaan WNI oleh Kelompok Abu Sayyaf pemerintah jangan terus melakukan pencitraan, seolah-oleh upaya pembebasan dilakukan tanpa menggunakan uang tebusan.
Padahal banyak pihak menduga ulah 'Bajak Laut' terhadap pelaut Indonesia yang terulas berulang diduga karena sangat mudahnya memberikan uang tebusan.
"Pemeritah menyebutkan upaya pembebasan tidak dilakukan dengan membayar, tapi bagaimana dengan perusahaan?" paparnya.
KNPI menurut Rifai melihat kejadian penyanderaan dan pembajakan yang terus berulang disebabkan lantaran pemerintah tidak membuka komunikasi dengan tokoh-tokoh Indonesia yang memiliki jaringan di Filipina.
Padahal menurutnya banyak sekali tokoh atau elemen masyrakat yang memiliki jaringan di Filipina yang dapat membantu upaya pembebasan.
"Kami melihatnya pemerintah seakan-akan eksklusif, mampu menyelesaikan sendiri, tidak membuka komunikasi dengan tokoh tokoh Indonesia yang memiliki jaringan di sana," katanya.
Menyikapi kejadian pembajakan dan penyanderan yang terus berulang, pihaknya menurut Rifai telah berkomunikasi dengan pemuda Malaysia dan Filipina. Komunikasi dilakukan untuk memberikan dukungan moril kepada pemerintah dalam menyelesaikan masalah pembajakan dan penyanderan di periaran perbatasan Malaysia-Filipina.
"Kami mengecam keras dan kami KNPI telah bertemu dengan pemuda Filipina , dan juga negra Asean lainnya. Kita sepakat berikan dorongan moril kepada negara masing-masing, apapun langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan ini," pungkasnya.