Roman Cinta Sukarno di Rumah Inggit
Pada Sukarno-Hatta, Anda bisa menemukan pemberontakan sekaligus perjuangan menuju kemerdekaan.
Editor: Hasanudin Aco
Tersisa Batu Jamu
Rumah penuh makna cinta dan perjuangan, yang kini bernama ‘Rumah Bersejarah Inggit Garnasih’, ternyata tak banyak memiliki barang peninggalan asli. Bahkan, menurut juru pelihara rumah Inggit, Jajang Ruhiyat, saat ini sudah tak ada lagi barang asli peninggalan Inggit dan Sukarno.
Di tempat bersejarah tersebut, hanya terdapat dua buah batu yang digunakan Inggit untuk memproduksi jamu, itupun sekadar replika semata. Menurut Jajang, pasca memutuskan berpisah dengan Sukarno, Inggit memang memilih berusaha memproduksi jamu untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
"Satu-satunya yang masih ada dari dulu sampai sekarang ya pohon jambu hijau yang ada di depan. Usianya sudah tua, tapi masih tetap berbuah," katanya seraya menunjukan pohon yang berada di halaman depan rumah tersebut.
Jajang mengatakan, beberapa bulan lalu, Museum Sribaduga mengambil alih kepengurusan rumah bekas peninggalan Inggit Garnasih tersebut. Sehingga, lanjut Jajang, kini rumah tersebut bisa dikatakan menjadi museum yang dibuka untuk umum.
Setiap harinya, rumah Inggit terbuka untuk umum dengan jam operasional pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Saat ini, yang menempati rumah tersebut merupakan pengurus-pengurus di bawah naungan Museum Sribaduga.
"Sampai sekarang masih sering yang datang ke sini baik itu sejarawan maupun rombongan anak-anak sekolah dan mahasiswa," katanya. Bagi Jajang, ‘Rumah Bersejarah Inggit Garnasih’ memiliki banyak pelajaran berharga yang bisa diambil oleh pengunjung. Sekali lagi, di tempat tersebut bisa ditemui aura cinta, baik sesama anak manusia, ataupun cinta untuk mewujudkan sebuah bangsa yang merdeka. (Bersambung: Kloset Duduk di Kolong Tempat Tidur)
(tribun jabar/dra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.