Rokok Naik, Solusi atau Masalah? Saksikan Perdebatannya di Satu Meja Kompas TV Malam Ini
Wacana kenaikan harga rokok menuai kecemasan sekaligus harapan. Kecemasan terutama dirasakan pelaku industri rokok
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana kenaikan harga rokok menuai kecemasan sekaligus harapan.
Kecemasan terutama dirasakan pelaku industri rokok, mulai dari petani tembakau, pengusaha, hingga pengecer.
Mereka cemas karena kenaikan harga rokok hingga Rp.50.000, dikhawatirkan membuat konsumen rokok menurun dan membuat usaha mereka gulung tikar.
Sementara harapan dipanggul pemerintah karena kenaikan harga rokok ini diharap bisa menambah pemasukan negara.
Pemerintah memang menargetkan menambah pemasukan dari tarif cukai rokok pada RAPBN 2017 sebesar Rp 149 triliun.
Jumlah ini naik 5,78 persen dari dari target APBNP 2016 sebesar Rp 141,7 triliun.
Masih dikaji pemerintah, wacana ini bermula dari penelitian studi Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Studi tersebut mengkaji dukungan publik terhadap kenaikan harga rokok dan cukai untuk mendanai jaminan kesehatan nasional, atau yang biasa dikenal sebagai BPJS. Penelitian itu berkesimpulan kenaikan harga rokok bisa menguragi jumlah perokok sekaligus meningkatkan pendapatan negara.
Lalu, sejauh mana kenaikan harga rokok ini bisa menjadi solusi menekan jumlah perokok sekaligus menaikan pendapatan negara?
Atau sebaliknya menimbulkan masalah baru bagi petani dan semua pihak yang selama ini bergelut di usaha ini?
Saksikan talkshow Satu Meja, Live, Senin 29 Agustus 2016 Pukul 22.00-23.00, bersama Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Budiman Tanuredjo. (Budhi Kurniawan/Kompas TV)