Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ditemani Buwas, Budi Gunawan Lolos Jadi Kepala BIN

Abdul Kharis mengatakan Budi Gunawan menguasai fungsi dan peran BIN. Termasuk, ideologi politik, persoalan terorisme dan proteksi masyarakat.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ditemani Buwas, Budi Gunawan Lolos Jadi Kepala BIN
Tribunnews.com/Ferdinand Waskita
Kepala BNN Komjen Budi Waseso (baju putih) mendampingi Komjen (Pol) Budi Gunawan meminta penyampaian misi dilakukan secara terbuka. Hal itu disampaikan Jenderal Bintang Tiga itu saat uji kelayakan dan kepatutan calon Kepala BIN di ruang rapat Komisi I DPR dimulai. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Komisi I --membidangi masalah keamanan dan politik luar negeri-, merestui usulan Presiden Jokowi yang mencalonkan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara menggantikan Sutiyoso.

Komisi I DPR menilai Budi Gunawan layak dan patut sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN). Hal itu diputuskan setelah Komisi I DPR menggelar rapat internal pascauji kelayakan dan kepatutan terhadap Budi Gunawan.

"Setelah mendengarkan visi dan misi dan pandangan fraksi di Komisi I DPR. Rapat internal berikan pertimbangan, Budi Gunawan layak dan patut sebagai KaBIN menggatikan Sutiyoso," tutur Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyari kemarin.

Abdul Kharis mengatakan Budi Gunawan menguasai fungsi dan peran BIN. Termasuk, ideologi politik, persoalan terorisme dan proteksi masyarakat. "Tadi sudah selesai lalu kami kirimkan ke Pimpinan DPR, lalu dikirimkan ke Presiden Joko Widodo.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin mengatakan terdapat perdebatan saat pengambilan keputusan. Namun, semua fraksi akhirnya sepakat menyetujui Budi Gunawan sebagai Kepala BIN.

"Khususnya misi, dalam pemberantasan teroris, proteksi masyarakat Indonesia dan masalah lain yang relevan dijalankan. Apa yang disampaikan beliau dipraktekkan dan awasi dalam rapat dengan KaBIN," katanya.

Ia memastikan, anggota dewan (DPR) lebih banyak mengupas tuntas soal visi dan misi Budi Gunawan sebagai Kepala BIN. Dan bukan mempermasalahkan terkait masalah yang lain (termasuk masalah hukum). "Pertama, sudah diselesaikan secara hukum. Kedua, presiden sudah mengajukan beliau sebagai calon Kepala BIN berarti sudah dianggap tak ada masalah," tutur Hasanuddin.

BERITA REKOMENDASI

Visi dan misi Budi Gunawan sebagai Kepala BIN yang utama menjadi sorotan para anggota DPR. "Misalnya pada pengamanan terhadap pemberantasan terorisme, lalu proteksi terhadap masyarakat Indonesia dan masalah-masalah lain yang menurut kami relevan," ujar dia.

Kemarin, Budi Gunawan tiba di DPR sekitar pukul 09.15 WIB.BG yang mengenakan seragam Polri itu terlihat santai saat memasuki ruang rapat Komisi I. Tidak terlihat wajah kecemasan di muka jenderal bintang tiga tersebut.

Kursi dan meja untuk BG sudah tersedia untuk menjawab pertanyaan dari para pimpinan maupun anggota Komisi I DPR RI. Di bagian depan meja tersebut terpampang tulisan nama pria yang saat ini menjadi Wakapolri.

Setelah masuk ke dalam ruang rapat Komisi I, BG langsung duduk pada kursi yang telah disediakan. Sambil menunggu rapat dimulai, BG sempat membuka ponselnya.

Sebuah laptop juga tersedia di depan meja tempat BG duduk. Laptop tersebut digunakan untuk membantu BG dalam mempresentasikan visi dan misinya untuk memimpin lembaga intelijen negara tersebut.

Di belakang BG, duduk para petinggi dari Kepolisian Republik Indonesia seperti Kalemdikpol Komjen Pol Syafrudin; Kepala BNN, Budi Waseso dan beberapa jenderal bintan dua dan satu yang turut mendampingi Budi Gunawan. Mereka duduk di belakang kursi yang ditempati BG.

Saat disinggung mengenai kedekatan dengan Presiden, Budi Gunawan tak menampiknya. Namun, kata dia, kedekatan itu karena jabatannya sebagai Wakil Kepala Polri.

"Semua orang juga dekat. Artinya kedekatan itu selaku jabatan saya sebagai Wakapolri. Itu ada hal-hal yang harus kami laporkan ke Bapak Presiden, perkembangan kejadian ke depan maupun langkah-langkah yang kami ambil," kata dia.

"BIN harus bekerja dengan mengedepankan independensi. Kemudian fakta yang sebenarnya. Makanya aspek objektivitas ini penting, tidak berdasarkan kepentingan ataupun juga pesanan-pesanan," kata Budi. (tribun/fer/ikg)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas