Imam Besar Masjid Istiqlal: Lebih 300 Ribu Orang yang Shalat di Istiqlal Saat Aksi 411
Namun Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, mengklaim ada lebih dari 300 ribu orang yang shalat di masjid terbesar di Indonesia itu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berapa pastinya peserta aksi 411 pada Jumat (4/11/2016) lalu, belum ada yang bisa memastikan.
Namun Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, mengklaim ada lebih dari 300 ribu orang yang shalat di masjid terbesar di Indonesia itu.
Shalat Jumat dilakukan di masjid Istiqlal sebelum aksi unjuk rasa digelar di sekitar Istana Presiden.
Meskipun belum semua pengunjuk rasa di depan istana berasal dari massa dari masjid Istiqlal.
Dalam pemaparannya di rapat Pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), di kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (9/11/2016), mantan Wakil Menteri Agama itu mengatakan bahwa di bagian dalam penuh sesak dengan umat yang sebagian besarnya hendak ikut aksi 411.
"Di dalam saja bisa dua ratus ribu (orang), di luar juga penuh. Bisa tiga ratus ribu (orang),"ujar Nasaruddin Umar.
Ketika ada ratusan ribu muslim datang menunaikan ibadah di asjid Istiqlal, Imam Besar mengatakan bahwa pihak pengurus masjid juga harus mengantisipasi segala sesuatunya, termasuk soal ketersediaan air wudhu.
"Kami isi semua kolam, termasuk kolam yang sudah lama tidak diisi. Apa yang terjadi, menjelang shalat Jumat (air) habis," ujarnya.
Sebagian dari jamaah itu menginap di Masjid Istiqlal.
Mau tidak mau pengurus masjid ikut menjamu tamu-tamu mereka yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya kemudian menyediakan makanan untuk mereka.
"Yang saya khawatirkan ada pengalaman di asrama haji, ada konfrensi besar di situ, (karena kerusuhan) akhirnya kantin dirusak, asrama haji dibakar, kita tidak ingin itu terjadi," katanya.
Awalnya pengurus mendapat informasi bahwa ada 13 ribu orang yang menginap sehari sebelum pelaksanaan aksi 411.
Sebelum dipesan makanan, tiba-tiba datang dua puluh ribu orang lagi.
"Tapi ini diluar dugaan," terangnya.
Alhasil pengurus harus menyediakan makanan untuk para jamaah yang menginap.
Untungnya pengurus dibantu oleh berbagai pihak yang simpati terhadap aksi 411, yang datang memberikan makanan, bahkan membuka dapur umum.
"Saya nggak tahu datangnya dari mana, sarapan pagi yang saya khawatirkan akhirnya melimpah ruah. Bahkan dua hari setelah aksi, masih ada gudang di mana makanannya belum tersentuh," terangnya.