Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menelusuri Sejarah Gedung Sate Melalui Menaranya

Salah satu benak kuat masyakat akan Menelusuri Sejarah Gedung Sate Melalui Menaranya tentu saja ornamen mirip tusuk sate di atas menara.

Editor: Content Writer
zoom-in Menelusuri Sejarah Gedung Sate Melalui Menaranya
Humas Jabar
Foto balkon di Menara Gedung Sate, Senin (11/09/2016). 

Salah satu benak kuat masyakat akan Menelusuri Sejarah Gedung Sate Melalui Menaranya tentu saja ornamen mirip tusuk sate di atas menara. Ini menggenapi keindahan bangunan Gedung Sate yang berdiri tegak memanjang dari arah Timur ke Barat di sepanjang Jalan Diponegoro, Kota Bandung.

Menara Gedung Sate sendiri telah berdiri sejak dibangunnya gedung itu sendiri, yakni tahun 1920. Riwayat valid menunjukkan, sekitar 2000 warga Indonesia yang masa itu dijajah Belanda, turut membangun menara ikonik tersebut. Siapa tahu belum pernah ke bangunan ini, yuk kita jelajahi menara tersebut.

Dilihat dari posisi lantai, menara ini terletak di lantai paling tinggi yaitu lantai lima.
Anda bisa menggunakan lift atau lewat tangga yang pintu masuknya bisa lewat lantai dua Gedung Sate.

Nah kalau lewat tangga, akan terlihat betapa tua namun kuatnya tangga kayu tersebut. Dengan kelir coklat tua dilingkupi dinding warna putih, kayu tersebut kokoh karena dominan menggunakan kayu mahoni atau kayu jati Belanda.

Jika tak terbiasa mengolah fisik, nafas akan dibuat tersengal-sengal setelah naik tangga tersebut. Hingga kemudian, sebelum menjangkau lantai lima tadi, pengunjung akan melewati lantai empat yang menjadi ruang pameran artefak-artefak khas Jawa Barat.

Menara Gedung Sate
Foto Ruang Pameran di Lantai 4 Gedung Sate, Senin (11/09/2016)

Artefak-artefak ini antara lain foto perkembangan Gedung Sate, pakaian adat khas Jawa Barat, replika rumah kasepuhan, hasil tambang Jawa Barat, dan masih banyak lagi. Jadi, sebelum menikmati keindahan lanskap kota di menara, mari dulang dahulu sejarah Jawa Barat.

Di lantai empat ini pula terdapat katrol yang digunakan sewaktu proses pembangunan Gedung Sate periode tahun 1920 hingga 1924. Katrol digunakan mengangkut bahan baku bangunan, seperti batu dan kapur. Agar terawat, kini katrol diberi kotak kaca dan dijadikan benda peninggalan bersejarah.

Menara Gedung Sate
Foto katrol berusia hampir satu abad di ruang pameran lantai 4 Gedung Sate, Senin (7/11/2016).
Berita Rekomendasi


Ornamen-ornamen yang menghiasi ruang pameran identik kekhasan negeri Kincir Angin. Kayu-kayu penyangga di ruangan diukir gambar bunga tulip. Namun, lantainya tetap menonjolkan gaya tradisi indonesia yakni bilik kayu.

”Dulu ini mah bukan bilik. Dulu kayak papan. Sekarang sudah pake kayu pinus, tapi ornamennya tetap berbilik begini,” kata Yanto Rukmana, sekuriti Gedung Sate, yang juga pemandu senior wisata sejarah gedung tersebut kepada Tim Humas Jabar, awal pekan ini.

Jangan khawatir kesulitan urusan toilet karena di lantai empat ini pula tersedia sarana buang air. Nah, jika sudah puas putar-putar lantai pameran, saatnya masuk ke bangunan inti menara dengan naik satu tangga. Begitu keluar, pemandangan utama adalah dapat langsung melihat Gunung Tangkuban Perahu di arah utara. Berjalan ke arah timur sedikit, maka dapat terlihat indahnya Gunung Manglayang.

Menara Gedung Sate
Foto balkon di Menara Gedung Sate, Senin (11/09/2016).

Jadi, akan segera terlihat city view Kota Bandung, terutama di kawasan utara. Beberapa kursi dan meja disediakan bagi pengunjung yang ingin bersantai menikmati pemandangan Kota Bandung dari menara bagian luar. Pastinnya, cocok menyeduh kopi dan teh Jabar sambil mengudap di bagian luar menara ini, khususunya pada pagi dan sore hari.

Di dalam Menara

Setelah berkeliling di balkon (jangan lupa swafoto dengan spot utama taman utama Gedung Sate berlatar Monumen Perjuangan dan Tangkuban Perahu), maka saatnya masuk menara yang berbentuk menyerupai burung.

“Kalo dilihat pake (kamera) drone ya, menara Gedung Sate betuknya kayak burung. Katanya mirip juga huruf T tapi bukan, lebih kayak burung lah,” timpal Yanto, yang sudah 21 tahun berdinas di gedung historis tersebut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas