Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WNI Kembali Diculik, Menhan: Kan Sudah Dibilang Jangan Ke Situ

"Kan sudah bilang, jangan ke situ. Masih saja ke situ," ujar Ryamizard Ryacudu.

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in WNI Kembali Diculik, Menhan: Kan Sudah Dibilang Jangan Ke Situ
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (Baju putih) dan Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim membawa senjata yang di luncurkan oleh Pindad di Kantor kementerian Petahanan Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (9/6/2016). Pindad meluncurkan 4 senjata barunya Senapan Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,66mm, Sub Machine Gun PM3 dan Pistol G2 premium. Empat senjata itu di ciptakan sesuai kebutuhan pasukan di lapangan. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meyayangkan kembali terjadinya penculikan dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) di perairan Sabah, Malaysia, Sabtu dua hari lalu.

Ryamizard Ryacudu beberapa kali telah mengingatkan kepada perusahaan yang menggunakan jalur laut sebagai rute distribusi barang agar tidak melalui jalur yang belakangan rawan terjadi aksi penculikan dan perompakan.

"Kan sudah bilang, jangan ke situ. Masih saja ke situ," ujar Ryamizard Ryacudu di halaman Istana Negara, Jakarta, Senin (21/11/2016).

Baca: Dengan Nada Tinggi, Menhan Mengaku Bosan Urus WNI yang Ndablek

Baca: Kemenlu Imbau WNI di Selandia Baru Hindari Pesisir Pantai

Baca: Menteri Retno Sebut Dua ABK Asal Indonesia Disandera di Sulu

Sebelumnya telah diadakan kesepakatan tiga negara yakni Malaysia, Indonesia dan Filipina yang diwakili oleh menteri pertahanan masing-masing negara terkait operasi bersama mengamankan wilayah perairan yang kerap terjadi aksi pembajakan dan penculikan.

Menanggapi banyaknya anggapan kerjasama tersebut tidak mampu menangkal aksi penculikan, Ryamizard Ryacudu langsung membantahnya.

Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa pendapat tersebut tidak selaras dengan fakta yang ada bahwa operasi bersama tiga negara mampu memukul kelompok Abu Sayyaf yang disebut-sebut sebagai dalang dari pembajakan dan penculikan.

"Ngarang, buktinya Abu Sayyaf sudah 400 mati (pengikutnya), yang culik sudah dibebaskan. Ini enggak ngerti. Dulu enggak pernah begitu," tutur Ryamizard Ryacudu.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas