Diajak Masuk ke Rumah Warga, Adam Cs Pilih Duduk di Bawah Pohon Pisang
"Saya sempat nawarin untuk duduk di kursi di tempat saya, tapi mereka enggak mau. Mereka tetap di bawah pohon pisang."
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, SERPONG - Polisi menemukan dua tas dan lima kantong plastik berisi banyak material bahan peledak saat menggerebek kamar kontrakan terduga teroris Adam Noor Syam di Jalan Balai Desa atau Jalan Kencana V, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (21/12), dua hari lalu.
Seorang warga, Anugerah (30), mengungkapkan, sehari sebelumnya sempat melihat Adam dan dua temannya menunggu berjam-jam di bawah pohon pisang depan kamar kontrakan tersebut, sebelum membawa masuk dua tas dan kantong plastik.
"Dua temannya sempat nunggu duduk-duduk lebih dua jam di bawah pohon pisang ini. Setelah yang gemuk pakai jaket ojek online datang dan bawa kunci kontrakan, mereka bawa masuk dua tas dan limaan bungkus kantong plastik dilakban ke dalam kontrakannya. Saya enggak tahu isinya apa," ujar Anugerah di lokasi.
"Saya sempat nawarin untuk duduk di kursi di tempat saya, tapi mereka enggak mau. Mereka tetap di bawah pohon pisang. Saya enggak curiga karena mereka baru mau ngontrak," sambungnya.
Dari ruang tengah kontrakan Adam, ditemukan sejumlah cairan warna merah di dalam belasan botol kecil, serbuk diduga bahan peledah, puluhan lilitan kabel hingga mesin blender.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto memastikan, bom yang ditemukan di rumah kontrakan di Tangerang Selatan berjumlah enam rangkaian.
Sempat terdengar ada 12 ledakan di lokasi. Namun, hanya enam ledakan yang berasal dari bom. "Itu di-disposal. Banyaknya ledakan karena semua dicoba, takutnya dikiranya bom, padahal bukan," ujar Rikwanto.
Rikwanto mengatakan, daya ledak bom tersebut rendah. Rangkaiannya juga tidak rumit.
Ada yang memakai tabung gas 3 kilogram, ada gas kalengan. Bahan-bahan yang digunakan untuk merangkai bom antara lain arang, belerang, dan bubuk hitam. "Masuk kategori low explosive kata satgas penjinak bom," kata Rikwanto.
Di lokasi penggerebekan, petugas juga menemukan sejumlah paku. Paku tersebut akan dijadikan booster untuk menambah daya ledakan.
Didit selaku pemilik kontrakan kemudian bercerita kepada petugas. Adam dan Hendra, baru menyewa kamar kontrakannya pada Selasa (20/12) siang atau sehari sebelumnya.
Adam mengaku menyewa kontrakan tiga petak kamar itu untuk ditempati oleh teman-temannya seprofesi driver ojek online.
Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul menjelaskan, dari beberapa lokasi penggerebekan yang dilakukan oleh Densus 88 baik di Bekasi maupun di Serpong, para terduga teroris banyak yang menyewa rumah kontrakan.
Biasanya mereka menyewa baru beberapa hari dan langsung membayar lunas harga sewa kontrakan hingga lunas. Bahkan aktivitas mereka pun tidak diketahui warga sekitar serta jarang bersosialisasi.
"Perlu diwaspadai bersama bagi mereka yang sewa rumah, ada minimal empat indikasi, pertama tidak sosialisasi dan komunikasi dengan warga setempat," ujar
Penggerebekan di kamar kontrakan tersebut adalah pengembangan dari penggerebekan tiga terduga teroris dan temuan bom di kamar kontrakan pertama dari Adam di RT 02/01, Kampung Curug, Kelurahan Babakan, Kec Setu, Serpong, Tangerang Selatan, beberapa jam sebelumnya.
Dalam penggerebekan itu, ketiga teman Adam, yakni Abdul Rahman alias Omen, Helmi, alias Abu Afkar, dan Irwan alias Irawan, tewas ditembak oleh Densus 88 Polri karena melakukan perlawanan dengan senjata api revolver dan melempar satu bom pipa.
Sementara, Adam Noor Syam sendiri dibekuk lebih dahulu di Jalan Raya Serpong.
Kepolisian melansir kelompok terduga teroris ini dipimpin oleh Omen dan terkait dengan kelompok teroris lainnya.
Omen dan kawan-kawan merencanakan serangan penusukan polisi dan bom bunuh diri di Pospol Eka Hospital Serpong dan tempat lain pada malam Natal dan Tahun Baru untuk "Konser" Akhir Tahun. (tribunnews/theresia/acoz)