Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Review Politik di Parlemen Tahun 2016: Perebutan Ketua DPR

Rapat yang dipimpin Nurdin Halid itu memutuskan secara aklamasi Setya Novanto kembali menjabat sebagai Ketua DPR menggantikan Ade Komarudin.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Review Politik di Parlemen Tahun 2016: Perebutan Ketua DPR
TRIBUNNEWS.COM/FERDINAND

Puncaknya,Partai Golkar mengusulkan Setya Novanto kembali menjabat sebagai Ketua DPR.Hal itu diputuskan dalam rapat pleno DPP Golkar, Senin (21/11/2016).

"Mengembalikan yang kebetulan sekarang dia ketum partai. ini kan soal wibawa partai saja," kata Korbid DPP Golkar Yorrys Raweyai ketika dihubungi, Senin (21/11/2016).

Yorrys mengatakan pergantian Setya Novanto kepada Ade Komarudin terkait kasus 'Papa Minta Saham'. Yorrys mengatakan adanya dua proses yang berlangsung terkait kasus itu yakni politik melalui MKD DPR.

Kemudian, proses hukum pada bulan Oktober dimana terdapat keputusan MK yang membuat Novanto tak bersalah. Pada tanggal 8 November, Yorrys menuturkan adanya rapat internal untuk mewacanakan Novanto kembali menjadi Ketua DPR.

Keesokan harinya, Fraksi Golkar menggelar rapat internal di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/11/2016). Ketua Harian Golkar Nurdin Halid mengatakan rapat fraksi berkaitan dengan agenda internal antara Mahkamah Partai Golkar dengan Korbid Kepartaian Golkar.

Rapat di Lantai 12 Gedung Nusantara I DPR itu dipimpin Ketua Harian Nurdin Halid serta Sekjen Golkar Idrus Marham. "Kita buat di sini untuk efisiensi saja. Kalau soal surat sampai saat ini belum. Enggak tahu sampai sore, kalau saya sampai bicara sekarang ini belum," kata Nurdin Halid.

Nurdin mengatakan surat DPP Golkar mengenai pergantian Ketua DPR dari Setya Novanto kepada Ade Komarudin akan segera dilanyangkan kepada Fraksi Golkar untuk diteruskan kepada Pimpinan DPR.

Berita Rekomendasi

DPP Golkar membantah pergantian Ketua DPR tersebut karena adanya intervensi terhadap partai berlambang Pohon Beringin itu.

Keputusan DPP Golkar tersebut menimbulkan reaksi dari fraksi-fraksi di DPR. Namun, fraksi-fraksi tersebut menerima keputusan tersebut dan menganggap hal itu merupakan urusan internal Golkar.

Meskipun, sejumlah politikus sempat menentang pergantian Ketua DPR. Diantaranya, Politikus NasDem Taufiqulhadi dan Politikus Hanura Dadang Rusdiana.

"Pasti (ada penolakan). Masyarakat masih mengingat hal tersebut (kasus 'Papa Minta Saham') karena itu kita enggak perlu lah membangkitkan kembali seauatu yang masyarakat sudah bisa terima," kata Taufiqulhadi ketika dikonfirmasi, Selasa (22/11/2016).

Anggota Komisi III DPR itu menilai kepemimpinan Ketua DPR Ade Komarudin sudah berjalan baik. Sehingga, kata Taufiqulhadi, jabatan Ade Komarudin tak perlu diperdebatkan kembali.


Politikus Hanura Dadang Rusdiana menilai pergantian Ketua DPR akan berdampak munculnya polemik baru yang mengganggu kondusivitas parlemen.

Hal itu terkait putusan rapat pleno DPP Golkar yang mengusulkan Setya Novanto kembali menjabat Ketua DPR.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas