TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Dinamika sosial politik Indonesia dalam satu tahun terakhir, diwarnai berbagai peristiwa yang mengganggu perjalan bangsa.

Berbagai peristiwa seperti perusakan tempat ibadah dan pelarangan merayakan hari besar keagamaan, juga dinilai mengganggu fondasi dasar bangunan negara yang dengan susah payah dibangun para pendiri bangsa.

"Merawat Kebangsaan Indonesia adalah tugas dan tanggung jawab seluruh anak bangsa, tanpa terkecuali. Bangsa ini sejak berdiri sudah terdiri dari berbagai keragamannya, baik itu suku, agama dan ras,"ujar Budi Arie Setiadi, Ketua Umum DPP Projo dalam sambutannya di acara "Refleksi Akhir Tahun 2016, Tantangan Merawat Kebangsaan Indonesia " yang digelar di Musium Nasional, Kamis (29/12/2016). 

"Bersatu sebagai sebuah bangsa dan negara adalah pilihan paling genius , strategis dan visioner para pejuang dan pendahulu kita, " tambahnya.

Tantangan merawat kebangsaan Indonesia, kata Budi, bukan hanya tugas pemerintah dan negara. Akan tetapi, tugas sejarah dan tanggung jawab semua, warga bangsa.  Sudah saatnya, semua elemen bangsa memperkuat persatuan nasional .

"Bangsa ini akan maju dan disegani karena mampu menghadirkan persatuan yang berkeadilan dan beradab, " tegas Budi.

Ditegaskan, persoalan krusial saat ini adalah kesenjangan dan keadilan sosial. Baik itu kesenjangan wilayah, lanjutnya, maupun distribusi kemakmuran yang belum merata. Keresahan kolektif ini, tentunya harus diatasi bersama.

"Keragaman adalah modal kita. Saatnya seluruh anak bangsa memberikan yang terbaik untuk negeri ini. Segala perbedaan, kita selesaikan dengan dialog yang konstruktif, " pungkas Budi.