Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI Sebut Isu Serbuan Tenaga Kerja Tiongkok untuk Memecah Bangsa

Siapa yang berkepentingan untuk meruntuhkan NKRI, kemungkinan besar yang berkepentingan adalah orang asing.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Panglima TNI Sebut Isu Serbuan Tenaga Kerja Tiongkok untuk Memecah Bangsa
Istimewa
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Kabar soal masuknya tenaga kerja asal Tiongkok ke Indonesia dalam jumlah yang tidak wajar tidak lah betul.

Panglima TNI Jendral TNI. Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa kabar tidak benar atau "hoax" itu kemungkinan memang sengaja disebarkn oleh kelompok tertentu.

"Presiden (sudah) mengatakan (tenaga kerja) dari Tiongkok itu (jumlahnya) sangat kecil sekali, jangan ditambah-tambahi," ujar Gatot Nurmantyo dalam pemaparannya di kantor PP. Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (28/12/2016).

Kelompok yang sama atau keungkinan memeiliki kepentingan yang sama juga menyebar kabar bohong soal maraknya kembali ajaran komunis.

Padahal di negara-negara yang disebut sebagai negara komunis seperti Tiongkok dan Russia, ideologi tersebut sudah tidak diterapkan secara utuh.

"Kita dibeloka dengan cara seperti itu. Kalau yang namanya komunis, TNI pasti siap (bertindak), tidak usah dikomando. Umat Islam juga pasti siap," terangnya.

Berita Rekomendasi

Gatot Nurmantyo mengaku curiga kabar bohong yang beredar di masyarakat sengaja disebarkan, untuk memecah belah anak bangsa.

Atau setidaknya agar bangsa Indonesia disibukan oleh konflik internal, sehingga perhatiannya atas permasalahan yang sebenarnya bisa teralih.

"Tujuannya untuk membingungkan, memprovokasi rakyat, mengadu domba, mengancam perstuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.

Siapa yang berkepentingan untuk meruntuhkan NKRI, kemungkinan besar yang berkepentingan adalah orang asing.

Dalam kesempatan tersebut Gatot Nurmantyo menceritakan sempat ada tautan berita tentang oknum TNI yang menganiaya pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Riziek.

"Saya periksa anggota saya, ternyata tidak benar. Saya suruh intel saya periksa berita itu," ujarnya.

Ternyata asal tautan tesebut bukan dari dalam negri. Dari hasil penelusuran TNI diketahui tautan tersebut berasal dari luar Indonesia, yakni dari Australia dan dari Amerika Serikat (AS).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas