Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rapat Paripurna Diwarnai Interupsi Penyelundupan Senjata di Sudan

Rapat Paripurna DPR diwarnai interupsi mengenai dugaan penyelundupan senjata yang dilakukan pasukan perdamaian Indonesia

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
zoom-in Rapat Paripurna Diwarnai Interupsi Penyelundupan Senjata di Sudan
istimewa
Barang bukti senjata yang disita otoritas Sudan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Paripurna DPR diwarnai interupsi mengenai dugaan penyelundupan senjata yang dilakukan pasukan perdamaian Indonesia.

Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Nurhayati Ali Assegaf menilai peristiwa tersebut mencoreng nama Indonesia.

Baca: Anggota Pasukan Misi Perdamaian RI di Sudan Diduga Selundupkan Senjata

"Indonesia terkenal paling banyak mengirim pasukan perdamaian. Bahkan kita punya tempat latihan di Sentul yang sangat bergengsi," kata Nurhayati saat Rapat Paripurna DPR, Jakarta, Selasa (24/1/2017).

Baca: Kronologi 139 Polisi Indonesia Penjaga Perdamaian Diamankan Otoritas Sudan

Menurut Nurhayati, kejadian tersebut merusak diplomasi ilIndonesia yang selama ini sangat kurang aktif.

Politikus Demokrat itu berharap DPR meminta pemerintah menjelaskan kejadian tersebut. Kemudian, mengungkap secara tuntas oknum yang melakukan penyelundupan senjata itu

"Secara transparan dilakukan pengadilan hukumnya terbuka sebagaimana kejadian di Indonesia," kata Nurhayati.

Nurhayati menegaskan kejadian Sudan sangat melukai hati Indonesia. Terlebih, terdapat adanya saling menuduh.

Berita Rekomendasi

"TNI bilang tidak, dimungkinkan diduga anggota polisi, bagaimana ini terjadi, saya minta Pimpinan DPR meminta pemerintah tanggung jawab," kata Nurhayati.

Diketahui, Mabes Polri mengirimkan tim ke Sudan menyusul 139 anggotanya yang bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB, Satgas Formed Police Unit (FPU) VIII.

Sebanyak 139 anggota Polri tersebut tertahan di Bandara Al Fashir sejak Sabtu (21/1/2017) atas tuduhan upaya penyelundupan senjata api ilegal.

Mereka diamankan setelah otoritas setempat menemukan koper tak dikenal berisi senjata api ilegal dekat tumpukan logistik barang kontingen FPU Indonesia saat pemeriksaan di bandara. Padahal, pimpinan dan anggota Satgas FPU sudah memastikan koper tersebut bukan bagian milik mereka.

Ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/1/2017), Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes Pol Martinus Sitompul, menceritakan kronologi kejadian tersebut.

Informasi tersebut diperoleh berdasarkan informasi dari Kasatgas FPU VIII, AKBP Jhon Huntalhutajulu.

Menurut Martinus, sedianya pada Sabtu (21/1/2017), sebanyak 139 anggota Polri yang tergabung dalam Satgas FPU VIII kembali ke Indonesia dan dijadwalkan tiba di Tanah Air pada Minggu (22/1/2017).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas