Transkrip SBY Komentari Namanya Disebut di Sidang Ahok
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhyono angkat bicara menyoal namanya disebut dalam sidang Ahok. Begitu transkrip rekaman SBY.
Penulis: Y Gustaman
Jadi kita mohonkan betul penjelasan dari Bapak Presiden tentang hal ini. Ya mudah-mudahan tidak terjadi sehingga rakyat menjadi tenang. Tetapi karena diucapkan di depan persidangan berarti itu memiliki kekuatan tersendiri dan keabsahan tersendiri. Itu yang kita sampaikan.
Tentu saudara ingin mendapatkan apa memang tidak ada percakapan antara saya dengan Pak Ma'ruf Amin atau pun dengan pejabat-pejabat lain. Saya ingin bicara truth, fakta, kebenaran. Tanggal 7 Oktober 2016 memang ada pertemuan antara Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dengan kedua organisasi. Pada hari itu dijadwalkan Agus-Sylvi bertemu dengan PBNU dan PP Muhammadiyah. Yang saya tahu tema dari pertemuan itu Agus-Sylvi mohon doa restu, mohon nasihat, agar perjuangannya dalam Pilkada Jakarta itu berhasil. Itu yang saya ketahui.
Kemudian, sebelum Agus Harimurti Yudhoyono berangkat, saya pesan, "Sampaikan salam saya kepada beliau-beliau dan kapan-kapan senang kalau saya bisa bertukar pikiran tentang masalah Islam dan dunia."
Untuk teman-teman ketahui saat ini saya adalah satu dari tiga yang disebut wise persons. Yang tergabung dalam Wise Persons Council: saya, mantan Presiden Turki Abdullah Gül, dan mantan Presiden Nigeria Abdussalam, secara resmi sejak tahun yang lalu itu menjadi Wise Persons Council dari Organisasi Kerjasama Islam OKI yang pusatnya di Jeddah, Saudi Arabia. Peran dan tugas saya, peran dan tugas kami bertiga adalah untuk memberikan pandangan dan nasihat kepada OKI tentang bagaimana kita mengelola permasalahan Islam sedunia: Timur Tengah, Rohingya, dan banyak lagi tempat yang menurut OKI kita harus peduli dan juga mencari solusi. Dalam konteks itulah waktu itu saya sampaikan kapan-kapan kalau bertemu saya bisa mendiskusikan itu.
Kemudian saya diberitahu di acara PBNU itu cukup lengkap, bukan hanya Pak Said Agil Siradj, Kiai Said Aqil Siradj, tetapi juga Pak Ma'ruf Amin sebagai Rais Aam, bukan dalam kapasitasnya sebagai Ketua MUI. Dan mereka para pengurus itu yang katanya lengkap mengira saya ikut dalam rombongan itu. Saya katakan tidak mungkin, Agus-Sylvi sudah mandiri, nanti dikira di bawah bayang-bayang ayahnya, dan tidak baik. Toh mereka datang untuk memohon doa restu dan bimbingan. Pada saat itulah tidak ada kaitannya sebetulnya dengan kasus Pak Ahok, dengan tugas-tugas MUI, dengan tugas-tugas untuk mengeluarkan fatwa.
Ada staf yang, bukan, bukan, yang saya menelepon Pak Ma'ruf Amin langsung atau Pak Ma'ruf Amin menelepon saya langsung. Tapi ada staf di sana dengan handphone yang bersangkutan menyambungkan percakapan saya dengan Pak Ma'ruf Amin yang kaitannya seputar pertemuan itu. Dan saya ulangi lagi tadi bahwa kita insya Allah suatu saat bisa berdiskusi dengan yang lain-lain. Intinya di situ, jadi percakapan itu ada.
Kalau Pak Ma'ruf Amin saya dengar mengatakan tidak ada pertemuan langsung saya dengan Pak SBY dan percakapan langsung saya dengan Pak SBY yang berkaitan dengan tugas kami, MUI untuk mengeluar, menetapkan pendapat keagamaan apa pun namanya. Namun saya tidak ingin perpanjang lebar di situ.
Kalau dibangun opini gara-gara percakapan saya dengan Pak Ma'ruf Amin, gara-gara pertemuan Agus-Sylvi dengan PBNU dan PP Muhammadiyah, maka pendapat keagamaan yang dikeluarkan MUI seperti itu, tanyakan saja kepada MUI. MUI itu Majelis Ulama Indonesia. Memang ada ketuanya. Tapi selama ini yang saya ketahui, selama jadi presiden beberapa kali saya bertemu dengan MUI lengkap pengurusnya memang segala sesuatunya dimusyawarkan. Dan ketika mengeluarkan entah fatwa entah apa pun itu sudah dibicarakan di antara mereka.
Silakan ditanyakan apakan pendapat keagamaan MUI itu lahir di bawah tekanan SBY atau di bawah tekanan siapa pun. Saya kira mudah sekali apa, untuk mengecek. Daripada nanti saya defensif tanyakan saja langsung: apakah sekali lagi Majelis Ulama Indonesia dalam mengeluarkan pendapat keagamaannya didikte atau ditekan oleh yang namanya SBY atau pun siapa pun. Itu yang ingin saya sampaikan.
Dan teman-teman para wartawan, kesimpulan yang ingin saya sampaikan adalah dengan penjelasan saya ini, berangkat dari pernyataan pihak Pak Ahok yang memegang bukti, atau transkrip atau apa pun yang menyangkut percakapan saya dengan Pak Ma'ruf Amin saya nilai itu adalah sebuah kejahatan. Karena itu adalah penyadapan ilegal. Saya hanya mohon hukum ditegakkan. Bola sekarang bukan pada saya, bukan di Pak Ma'ruf Amin, bukan di Pak Ahok dan tim pengacaranya, tetapi kepada atau di tangan Polri dan para penegak hukum yang lain. Bola di tangan mereka.
Dan kalau ternyata yang menyadap institusi negara bola di tangan Bapak Presiden Jokowi. Saya hanya memohon keadilan tidak lebih dari itu dan hak saya diinjak-injak, dan privacy saya yang dijamin oleh undang-undang dibatalkan dengan cara disadap secara tidak legal.
Dan teman-teman semua baik yang ada di ruangan ini mau pun di mana pun, karena sejak tadi malam saya banyak sekali mendapatkan pesan, beragam sekali. Ada yang, apa namanya, sedang, ada yang keras ada yang marah dan sebagainya. Saya berharap karena sudah menyampaikan seperti ini baik-baik, dengan niat dan tujuan yang baik, maka teman-teman, para pendukung harap sabar dan tegar. Tolong bisa menahan diri, insya Allah ada titik air keadilan. Kalau kita haus dan dahaga, kalau ada titik keadilan rasanya haus kita dan dahaga kita hilang. Itulah yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih teman-teman atas kesabaran dan perhatiannya.
Saya lebih baik begini daripada main di media sosial saling mengeluarkan hoax, atau bahasa Indonesianya hoaks. Kita begini saja langsunglah. Media tradisional juga ada, tivi ada, televisi ada, radio ada, apalagi? Majalah juga ada. Jangan sampai kita malah saling berkomunikasi dengan tidak tahu siapa yang berkomunikasi itu. Bung Karno mengatakan, "Mana dadamu ini dadaku." Artinya ayolah kita, artinya supaya tidak mudah kita saling memfitnah, tidak mudah kita saling menjatuhkan. Ini yang kita harapkan. Itu saja teman-teman dan sekali lagi terima kasih atas perhatiannya, saya sudah menjelaskan segalanya dengan niat dan tujuan yang baik. Sekian. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.