Jokowi Buka Pintu jika Ada Permohonan SBY untuk Bertemu
Presiden Joko Widodo membuka pintu untuk kehadiran Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo membuka pintu untuk kehadiran Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Keinginan untuk bertemu bisa terjadi bila ada permohonan bertemu dari SBY yang juga merupakan Presiden keenam RI.
"Kan saya sudah sampaikan bolak-balik, waktunya akan diatur. Tetapi kalau ada permintaan," ujar Jokowi saat diwawancarai wartawan di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2017).
Sebelumnya, SBY mengaku ingin bertemu Jokowi. SBY merasa perlu bertemu untuk membicarakan banyak hal terkait berbagai isu, terutama soal tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya.
Keinginan itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Rabu sore.
SBY mengaku mendapat informasi dari tiga orang sumber bahwa sebenarnya Jokowi ingin bertemu dengannya. Namun, ada pihak yang melarang.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menilai pernyataan yang disampaikan SBY kemarin sudah menyatakan secara terang benderang keinginannya untuk bertemu Jokowi.
Menurut Hinca, seharusnya Presiden dan pihak istana menangkap pesan SBY yang sudah dimuat di berbagai media itu.
Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi menyarankan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono langsung menelepon Presiden Joko Widodo.
Melalui sambungan telepon itu, SBY bisa mengungkapkan keinginannya untuk bertemu.
"Kan saya sampaikan hubungan Pak SBY dan Jokowi baik-baik saja. Kan bisa keduanya saling telepon, kan enggak ada persoalan," kata Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Johan mengatakan, SBY tidak harus mengajukan permintaan resmi ke Sekretariat Negara untuk bertemu Jokowi.
Sebagai Presiden keenam yang berhubungan baik dengan Jokowi, permintaan untuk bertemu bisa disampaikan secara pribadi.
"Coba tanya Pak SBY pernah telepon dengan Pak Jokowi enggak? Saya yakin pernah, dulu ya, dulu," ucap Johan.