Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Napi Pelesiran, Dilema Petugas Lapas Antara Peraturan dan Perasaan

Nasir menilai petugas yang harus menjalankan peraturan dan perasaan dapat diatasi dengan sistem. Nasi menegaskan sistem yang ada di Lapas sudah baik.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Napi Pelesiran, Dilema Petugas Lapas Antara Peraturan dan Perasaan
TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S
Ketua Tim Investigasi yang juga Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM, Molyanto, memberikan keterangan kepada awak media di Lapas Kelas I Sukamiskin, Jalan AH Nasution, Kota Bandung, Kamis (2/2017) malam. Ia memaparkan hasil investigasi yang dilakukan selama tiga hari terakhir soal narapidana plesiran. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil melihat persoalan napi keluar lembaga permasyarakatan (Lapas) karena terjadi hubungan baik dengan petugas.

Padahal, peraturan melarang napi keluar Lapas.

"Komunikasi yang baik  tentunya tidak ada makan siang yang gratis tentu saja ada konpensasi.
Nah, hal-hal seperti inilah yang kemudian terjadi pembiasan dan pembiasaan inilah sehingga napi bisa keluar," kata Nasir dalam diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/2/2017).

Menurut Nasir, hal itu terkait dengan peraturan dan perasaan yang dialami petugas Lapas.

Oleh karena itu, Nasir menuturkan sempat ada usulan Lapas dijaga robot karena tidak memiliki perasaan.

"Tetapi yang namanya lapas mereka kan dipersiapkan untuk  kembali kepada masyarakat sehingga sehingga tidak model penjara, tidak bengis , kejam dan orangnya juga . Kalau dulu kali petugas lapas atau sipirnya kumisnya tebal-tebal sekali , kekar dan ada akar gelang dan sebagainya takutlah orang," ungkap Politikus PKS itu.

Berita Rekomendasi

"Nah, kalau sekarang ini beda justru napi ngobrol dengan petugas lapas terkadang minum teh bersama , ngopi bersama," tambah Nasir.

Nasir menilai petugas yang harus menjalankan peraturan dan perasaan dapat diatasi dengan sistem. Nasi menegaskan sistem yang ada di Lapas sudah baik.

Tetapi tidak mudah diterapkan .Minimnya petugas serta kesejahteraan yang kurang masih jadi persoalan

"Jadi serba minimalis lah dilapas itu sebenarnya. Jadi memang kultur  dan kultur inilah yang ikut membawa kenapa kemudian terjadi hubungan yang seperti itu, artinya serba enggak enak," kata Nasir.

Nasir mengatakan napi yang keluar Lapas atau pelesiran telah memegang kepercayaan petugas. Sehingga, napi tersebut kembali lagi ke Lapas. Petugas, kata Nasir, menginginkan supaya napi tidak lari.

"Kapan dia keluar, bagaimana dia keluar, kapan dia balik dan bagaimana dia kembali kita engga ada yang tahu. Hubungan yang terjalin dengan baik sulit membedakan antara peraturan dan perasaan dimana banyak napi yang sudah menikah dan punya istri tentu perasaan itu ada," kata Nasir.

Nasir pun berpendapat rotasi petugas sangat penting. Rotasi, mutasi, promosi dan demosi harus dilakukan Kemenkumham secara teratur meskipun tidak mudah.

"Makanya ada petugas lapas yang sudah lama atau bertahun-tahun disitu , kenapa mereka enggak dipindah, bahkan ada yang 20 tahun, mereka tugas disitu. Jadi kalau ada orang atau petugas yang sudah lama bertugas disuatu tempat misalnya ini sangat berpotensi," ungkap Nasir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas