Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Kabinet Kerja Diajak 'Sedekah Rombongan' untuk Suku Anak Dalam

Eko menyampaikan siap mendukung langkah Kemensos dengan menyesuaikan program pemberdayaan desa di Kementerian yang dipimpinnya.

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Menteri Kabinet Kerja Diajak 'Sedekah Rombongan' untuk Suku Anak Dalam
Kompas.com/Nasrullah
Suku Anak Dalam terkepung perkebunan sawit di Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Sabtu (6/10/2012). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak Para Menteri Kabinet Kerja "sedekah rombongan" untuk memberdayakan Suku Anak Dalam di Propinsi Jambi.

"Setelah kunjungan ke warga Komunitas Anak Dalam di Sarolangun dan Merangin saya langsung kirimkan link website berita ke whatsapp group para menteri. Alhamdulillah banyak respon positif dari sejumlah menteri," ungkap Khofifah dalam keterangan persnya disela-sela kunjungan kerja ke Kabupaten Merangin, Jambi, Senin (20/2/2017).

Diantara menteri yang menyatakan siap, kata Khofifah yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang berencana membangun sumur bor artesis di perkampungan hunian tetap yang dibangun Kemensos di Kabupaten Sorolangun dan Merangin - Jambi.

Menteri lainnya, yakni Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo. Dalam pesannya, Eko menyampaikan siap mendukung langkah Kemensos dengan menyesuaikan program pemberdayaan desa di Kementerian yang dipimpinnya.

"Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Siti Nurbaya, Menteri Sekretaris Negara (Sesneg) Pratikno juga menyampaikan hal serupa," ujarnya.

Khofifah menuturkan, dukungan para menteri kabinet kerja ini menjadi energi positif dalam upaya pemberdayaan masyarakat Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi. Menurutnya, butuh kerja keras dari berbagai pihak dalam proses integrasi sosial Suku Anak Dalam, mengingat tidak mudah mengubah kebiasaan yang telah turun temurun dan mendarah daging.

Diterangkan Khofifah, pada dasarnya komunitas Suku Anak Dalam atau orang rimba ikut mengawal kelestarian hutan dan alam. Namun kondisi saat ini, sebagian besar hutan sudah terkonversi menjadi kebun karet dan sawit, sehingga sumber cadangan pangan mereka makin hari makin berkurang.

Berita Rekomendasi

Ahirnya saat mereka melangun, seringkali tidak mendapatkan kebutuhan pangan yang cukup. Suku Anak Dalam mengandalkan hasil berburu babi hutan yang dijual per kilogram hanya Rp6000. Tidak jarang mereka harus berjalan hingga ratusan kilometer namun nihil hasil.

Karenanya, kata Khofifah, mengajak mereka agar mau dimukimkan menetap menjadi opsi strategis yang digulirkan Pemerintah melalui Kementerian Sosial bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat. Setelah itu baru dilakukan pendampingan secara komprehensif.

"Mulai dari bersosialisasi dengan warga sekitar, menyekolahkan anak, diajarkan pola hidup, bersih, dan sehat (PHBS), hingga diajak agar tidak kembali melangun. Semua butuh proses, tidak instan," imbuhnya.

Menurutnya, pendampingan secara berkelanjutan adalah hal mutlak yang harus menjadi perhatian seluruh pihak. Tidak hanya pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah, LSM, Swasta, dan masyarakat sekitar.

"Saya berharap sedekah rombongan ini bisa segera diwujudkan dalam waktu dekat, sehingga warga Suku Anak Dalam bisa lebih cepat terintegrasi secara sosial, tersedia sumber ekonominya, terregistrasi kependudukannya, sejahtera dan maju," tambahnya.

Khofifah menerangkan terdapat sekitar 2700 jiwa Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun dan 1600 di Kabupaten Merangin - Propinsi Jambi. Diantara mereka ada yang sudah mulai masuk permukiman, persiapan dimukimkan dan yang masih di hutan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas