Surya Paloh Ingin Kembangkan Pendidikan di Indonesia Timur dan Tengah
Pembangunan infrastruktur pendidikan seperti sekolah serta keterdiaan tenaga pengajar akan terwujud dalam dua hingga tiga tahun kedepan.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pendiri Yayasan Sukma Bangsa (YSB) Surya Paloh berencana menularkan kesuksesan pendidikan di Aceh ke daerah lain di kawasan Indonesia Tengah dan Timur seperti Papua, NTT, Sulawesi, Kalimantan serta di perbatasan wilayah Indonesia.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur pendidikan seperti sekolah serta keterdiaan tenaga pengajar akan terwujud dalam dua hingga tiga tahun kedepan.
"Insya Allah dalam dua sampai tiga tahun ke depan saya berkomitmen untuk membangun sekolah di Papua. Selanjutnya barangkali akan ada di daerah perbatasan di Kalimantan, NTT, dan Sulawesi," kata Surya Paloh dalam keterangan yang diterima, Jumat (7/4/2017).
Sementara soal besaran dana dibutuhkan, Paloh meyakini dengan keterlibatan Pemda setempat, misalnya untuk penyediaan lahan maka pembangunan infratruktur pendidikan itu akan terwujud.
"Memang tak mudah ya, tapi bukan mustahil. Bagaimanapun sukses di Aceh harus ditularkan ke daerah lain. Pemda harus terlibat seperti di Aceh, misalnya dalam hal penyediaan lahan," katanya.
Ketua Umum Partai NasDem hari ini menghadiri wisuda 30 guru asal Aceh yang menuntaskan program master pendidikan di tiga universitas terkemuka di Finlandia.
Selain Paloh, wisuda yanng berlangsunng di Tampere University ini juga dihadiri Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Duta Besar RI untuk Finlandia Wiwiek Setyawati Frman, Ketua Yayasan Sukma Rerie Lestari Moerdijat, Penasihat Yayasan Sukma Prof Komarudin Hidayat, serta pakar pendidikan Prof Hafid Abbas.
Direktur Akademik Yayasan Sukma Bangsa (YSB) Dr Ahmad Baedowi mengungkapkan para guru yang diwisuda ini sebelumnya mengikuti perkuliahan selama 18 bulan di Aceh dan sejumlah tempat di Finlandia.
Komposisi pendidikan dan penelitian sengaja didesain berimbang tanpa mencabut akar guru dari tempat tugasnya," kata Baedowi.