Sarat Mutlak Kedaulatan
Bangsa Indonesia terus menata diri, mengatasi berbagai tantangan, menggerakkan segenap potensi, untuk mewujudkan visi para pendiri bangsa
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Bangsa Indonesia terus menata diri, mengatasi berbagai tantangan, menggerakkan segenap potensi, untuk mewujudkan visi para pendiri bangsa. Realitas ekonomi, sosial, politik, dan budaya saat ini memperlihatkan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Masalah kesenjangan sosial, menjadi salah satu dari banyak tantangan strategis bangsa. Hal tersebut disampaikan Agung Hendarto, dari Institut Harkat Negeri.
"Sebagai warga bangsa kita perlu membaca secara bersama sejauh mana cita-cita para pendiri bangsa, menjaga dan melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut dalam ketertiban dunia. Telah tercapai ataukah sebaliknya," papar Agung dari Institut Harkat Negeri, Jumat (28/4/2017).
Agung adalah Ketua Panitia Seminar Nasional dengan tema Kedaulatan Indonesia, Menyongsong Seabad Kemerdekaan. Seminar ini akan dilaksanakan di UC Universitas Gadjah Mada (UGM) Sabtu, (29/4/2017).
Dalam acara ini beberapa nara sumber dihadirkan. Antara lain,Prof. Dr. Mochtar Pabottingi, membahas Kedaulatan Rakyat Pondasi Kedaulatan Indonesia; Faisal H. Basri, SE,MA, membahas Kesenjangan dan Kinerja Pembangunan.
Kemudian Prof. Dr. Salim Said, membahas konfigurasi ideal sipil militer dalam perspektif memperkuat kedaulatan bangsa. Prof. Dr. Ni’matul Huda, membahas menakar kedaulatan. Pidato kunci akan disampaikan oleh Dr. H. Haedar Nashir, M.Si dan Sudirman Said.
Untoro Hariadi, selaku local partner semiloka dalam pernyataannya yang diterima tribunnews.com menjelaskan, mengerti situasi bangsa, maka cara yang terbaik adalah kembali kepada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
"Cara tersebut merupakan jalan utama, agar jernih melihat potensi. Tantangan yang berkembang dan rute yang ditempuh bangsa ini, dalam mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan," katanya.
Agung kembali menjelaskan, pertanyaan penuh makna yang kini mulai menggenangi pikiran adalah apakah seabad kemerdekaan, bangsa akan sampai pada tujuannya. Ataukah posisi dan kondisi bangsa, justru menjauh dari harapan, atau malah bergerak berkebalikan? "Kita ingin merespon tantangan tersebut," tegas Agung.
Pada Pembukaan UUD 1945 dinyatakan; kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Yang berarti, lanjut Agung,sebagai bangsa berdaulat seluruh instrumen kedaulatan mengikuti kehendak bangsa. Dan dengan kedaulatan dalam mewujudkan tujuan bernegara.
Untoro menambahkan, kedaulatan Indonesia merupakan sarat mutlak bagi berlangsungnya pergerakan bangsa yang dicita-citakan.
"Sedikit saja berkurang kedaulatan bangsa, gerak bangsa akan kurang sejalan. Atau jika disana-sini, masih terdapat hal-hal yang hendak dihilangkan oleh gerakan kemerdekaan, patut diperiksa apakah derajat kedaulatan bangsa sedang mengalami tantangan?” papar Untoro
"Kita berharap, forum ini melahirkan pemikiran yang bernas dan konstruktif. Pandangan yang membuat kita optimis menatap masa depan, 2045," katanya lagi.