Seknas Jokowi: Jokowi-JK Konsisten jaga Kebhinekaan
Seknas Jokowi memastikan hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) baik-baik saja
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Seknas Jokowi memastikan hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) baik-baik saja. Menurut M.Yamin, Ketua Umum Seknas Jokowi, hubungan keduanya saling mengisi dan memberi makna serta keberkahan bagi jalannya Program Nawacita.
"Akhir-akhir ini harus kami akui ada yang memancing,memunculkan seolah-olah ada perpecahan antara Jokowi-JK. Padahal hubungan keduanya sangat dinamis. Hubungan keduanya layaknya dinamika hubungan saudara yang lahir dari tanah tumpah darah yang satu, yakni Indonesia," ungkap Yamin, Kamis (18/5/2017).
"Pak Jokowi lahir dan dibesarkan dari tradisi Jawa dan Islam, sedangkan Pak JK lahir dari keluarga Makasar dan Islam. Jadi, tidak benar ada perselisihan dan gesekan antara Pak Jokowi dan Pak JK," tambahnya.
Kalaupun ada, Yamin memastikan kembali, lebih disebabkan karena perbedaan cara. Meski begitu, keduanya adalah perpaduan yang sangat baik sejak Pilpres dilaksanakan hingga pemerintahan ini berjalan hingga sekarang.
"Pasangan yang dipilih rakyat, dan sah secara konstitusional.Pak Jokowi suka blusukan, bekerja dan menjalankan tugas sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan langsung ke lapangan untuk memahami persoalan dan kebutuhan rakyat," kata Yamin.
"Sementara Pak JK, yang sudah pengalaman sebagai Wakil Presiden sangat faham tugasnya dalam rangka melengkapi dan menempatkan diri sebagai seorang Wakil Presiden," lanjutnya.
Rambun Tjajo, Wakil Ketua Umum Seknas Jokowi menambahkan,keduanya konsisten melaksanakan konstitusi dan amanah ketika kampanye sebagai Capres dan Wacapres. Keduanya ingin menjaga keutuhan NKRI, menjaga kebhinekaan dan teguh pada UUD 1945 dan Pancasila.
"Di luar ini pasti disikat, tak terkecuali HTI.Sebagai bangsa yang bersuku-suku, pada dasarnya Kita Bersaudara. Kita sejak 1928 sudah dipersatukan dengan satu bahasa, tanah air dan satu bangsa yakni Indonesia," tegasnya.
"Kalau ada yang ingin memecahbelah kita, harus dicurigai sebagai kaki tangan asing yang tidak senang kita sedang menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur" katanya lagi.