Politisi PAN Nilai Terorisme Terjadi Karena Ketimpangan Ekonomi
Dipo merasa perlu adanya sebuah solusi untuk meminimalisir kesenjangan sosial guna mencegah munculnya pemahaman radikalimse.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wasekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Dipo Ilham mengaku prihatin atas peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) lalu.
Dipo menjelaskan kesenjangan sosial, serta ketimpangan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia menjadi pemicu tindakan radikal dan terorisme tersebut.
“Ketimpangan ekonomi, dan kesenjangan sosial berakibat pada kemiskinan masyarakat. Sehingga dengan kondisi tersebut seseorang bisa memilih jalan radikal, dan terorisme tanpa mempedulikan lagi jatuhnya korban tidak berdosa,” ujar Dipo, Minggu (28/5/2017).
Baca: Gendang Telinga Jihan Pecah Akibat Bom Kampung Melayu, Pendengaran Terganggu
Menyikapi fenomena demikian, Dipo merasa perlu adanya sebuah solusi untuk meminimalisir kesenjangan sosial guna mencegah munculnya pemahaman radikalimse.
Pemerintah dikatakannya harus mampu merangkul seluruh elemen masyarakat, dan berupaya untuk menjaga kestabilan ekonomi.
“Akar dari permasalahan ini adalah karena kemiskinan. Untuk itu perlu ada solusi seperti penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih luas, program pembinaan usaha, atau pelatihan keterampilan, dan lain sebagainya yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” jelas Dipo.
Kendati demikian, Fungsionaris Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini merasa bahwa dampak psikologis yang terjadi pasca peristiwa bom di Kampung Melayu tidak akan berlangsung lama.
Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh pelaku usaha untuk tidak tetap menjalankan kegiatan ekonomi seperti biasa dan terus menjaga kerukunan.
“Kejadian tersebut Insya Allah tidak akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Prinsipnya jaga kerukunan, jangan mau dipecah-belah. Kita bersatu melawan terorisme," tutup Dipo.