Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gubernur Akpol Irjen Anas Yusuf Diganti Pasca-Tewasnya Taruna Adam

Kursi Kapolda Sumut yang ditinggalkan Ricko Amelza Dahniel akan diisi oleh Wakil Kepala Baintelkam Polri Irjen Paulus Waterpau.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Gubernur Akpol Irjen Anas Yusuf Diganti Pasca-Tewasnya Taruna Adam
Tribun Medan/Array A Argus
Kapolda Sumatera Utara Irjen Rycko Amelza Dahniel usai salat Asar di Masjid Polrestabes Medan, Rabu (11/1/2017). TRIBUN MEDAN/ARRAY A ARGUS 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol) Lemdikpol Polri, Irjen Anas Yusuf digantikan Kapolda Sumatera Utara, Irjen Rycko Amelza Dahniel.

Hal ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1408/VI/2017, tertanggal 2 Juni 2017, sebagaimana diperoleh dari Humas Polri, Sabtu (3/6/2017).

Dalam STK tersebut, Anas Yusuf dari jabatan Gubernur Akpol dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Pembinaan Pendidikan dan Latihan Lemdiklat Polri.

Kursi Kapolda Sumut yang ditinggalkan Ricko Amelza Dahniel akan diisi oleh Wakil Kepala Baintelkam Polri Irjen Paulus Waterpau.

Adapun pergantian pucuk pimpinan Akpol ini terjadi pasca-tewasnya Taruna tingkat II Akpol, Mohammad Adam (20), karena diduga dianiaya sejumlah seniornya pada 18 Mei 2017.

Sebanyak 14 taruna tingkat III telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kepala Korps Pembinaan Taruna dan Siswa (Kakorbintasis) Ditbintarlat Akpol Kombes Djoko Hari Utomo, sudah lebih dulu ditarik dan dibebastugaskan (non-job) ke Mabes Polri.

BERITA REKOMENDASI

Pengganti Anas Yusuf di pucuk pimpinan Akpol, Rycko Amelza Dahniel, bukan orang baru di bidang pendidikan anggota Polri.

Ia pernah menjadi Kepala Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (2014-2016).

Lulusan Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia pada tahun 2008 dengan predikat Cum Laude tersebut pernah menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ricko Amelza Dahniel juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.

Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis dan kawan-kawan.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas