Ratusan Orang Kawal Kedatangan Amien Rais di KPK, Polisi Ditambah
Seperti diketahui, pagi ini Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais akan berkunjung ke KPK.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada pemandangan berbeda di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2017) pagi.
Pantauan Tribunnews.com, ratusan personel Polri sudah bersiaga di sekitar gedung KPK. Selain berjaga di luar gedung, personel Polri juga berjaga hingga di lobi Komisi Pemberantasan Korupsi disertai tameng dan perlengkapan lainnya.
Seperti diketahui, pagi ini Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais akan berkunjung ke KPK.
Seiring dengan kedatangan Amien Rais, akan ada pendukung dari berbagai elemen yang bakal mengawal Amien Rais.
Menurut informasi dari Ketua DPP PAN Bidang Pemberdayaan Perempuan, Euis F Fatayati akan ada seratus orang yang mengawal Amien Rais.
"Ada seratus orang yang mengawal Pak Amien. Kedatangan massa ini atas keinginan sendiri, bukan permintaan dari partai atau Pak Amien," ungkap Euis.
Disinggung soal pengamanan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi berkaitan dengan kedatangan Amien Rais, menurut Euis hal tersebut dinilai.
"Berlebihan. Saya tadi tanya sama Pak polisi, kenapa gini? Karena ada demo, katanya," ujarnya.
Seperti diketahui, mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tersebut pagi ini berencana menyambangi KPK, untuk bertemu pimpinan KPK guna mengklarifikasi dugaan penerimaan dana dugaan korupsi alat kesehatan di Kementerian Kesehatan.
Dugaan penerimaan uang Amien Rais ini mencuat dalam sidang tuntutan Siti Fadilah. Nama Amien muncul dalam surat tuntutan yang dibacakan jaksa penuntut umum KPK. Amien Rais disebut menerima aliran dana hingga Rp600 juta, yang ditransfer sebanyak enam kali.
Bukan hanya Amien, tokoh Partai PAN yang disebut menikmati uang korupsi alkes di Kementerian Kesehatan. Nama mantan Ketua Umum PAN Sutrisno Bachir juga disebut menerima dana Rp250 juta pada 26 Desember 2006.