Safe House KPK di Kelapa Gading Tiga Bulan Jadi Rumah Pengolah Roti
Sebuah rumah yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, kini tengah menjadi sorotan publik.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
Kata Soni, tidak ada hal lain yang mencurigakan selain hanya melihat sekelompok orang memasak dan memproduksi kue kering dan roti.
"Setahu saya ya memang jual roti saja. Setengah enam pagi, biasanya mereka sudah keluar rumah naik motor tiga buat jualan. enggak ngerti jualannya dimana," ucapnya.
Pernah Ditempati Politisi Golkar
Rumah yang diduga menjadi "Safe House" KPK itu, kata Soni, jarang sekali ditempati.
Beberapa penghuni yang mengontrak rumah yang hanya berjarak lima menit dari kediaman Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan itu, tidak lama menempati rumah tersebut.
Alasannya, menurut Soni bermacam-macam, namun keluhan yang pasti adalah lokasi itu sering sekali banjir apabila hujan di Jakarta cukup deras.
Hal itu juga yang menyebabkan banyak rumah di sekitarnya dijual dan dibiarkan terbengkalai.
Seperti halnya rumah yang berada di sebelah kanan lokasi yang diduga "safe house" misalnya.
Rumah bercat putih itu, hampir ambruk karena tidak lagi diurus oleh pemilik sebelumnya. Atapnya sebagian sudah terlihat roboh dan halamannya sudah dipenuhi oleh sampah.
"Setiap hujan sih pasti banjir di sini. Sudah biasa, apalagi rumahnya kan tidak tinggi. Masih rata sama jalanan depan," ungkapnya.
Akses menuju rumah yang disebut menjadi tempat penyekapan oleh KPK itu juga terbatas. Saat jam kerja, atau dari pukul 10.00-17.00 WIB, akses menuju rumah diportal oleh petugas.
Hanya jam berangkat dan pulang kerja saja, portal dari Jalan Akordion Raya menuju Jalan Kuda Lumping dibuka.
Sebelum ditempati oleh pengusaha industri roti, Soni mengatakan rumah itu pernah dikontrakan pada empat sampai lima tahun lalu, kepada seorang politisi Golkar asal Palembang. Kerabat dari Gubernur Sulawesi Selatan, Alex Nurdin.
"Saya lupa nama bapaknya. Tapi dia itu orang Partai Golkar di Palembang. Waktu pemilihan Gubernur Jakarta, dia di sini, terus sudah tidak ada lagi pas sudah selesai pemilihan. Setelah itu kosong lagi rumahnya, baru tukang roti itu masuk," terang dia.
Selama politisi Golkar itu menempati rumah, tidak banyak aktivitas dari dalam rumah. Bahkan, sempat selama dua minggu rumah dibiarkan kosong, karena penghuni sibuk mengurusi pemilihan gubernur kala itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.