Tewasnya Saksi Kunci tak Menghambat Proses Penyidikan Tersangka Setya Novanto dan Markus Nari
Johannes Marlien diduga tewas bunuh diri menggunakan senjata api. Sebelum nekat menembak dirinya sendiri Johannes Marliem sempat menyandera anak istri
Editor: Dewi Agustina
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah membenarkan soal kabar meninggalnya Johannes Marliem di AS.
"Saya dapat informasi, Johannes Marliem sudah meninggal dunia," ucap Febri.
Namun ia mengaku tidak tahu apa penyebab dan latar belakang kematian Johannes Marliem.
"Kematian yang bersangkutan (Johannes Marliem) itu domain dari aparat penegak hukum di sana (AS)," tambah Febri.
Dalam surat dakwaan kasus proyek KTP elektronik yang melibatkan terdawa Irman (mantan Dirjen Dukcapil, Kementerian Dalam Negeri) dan Sugiharto (Mantan Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan.
Nama Johannes Marliem disebut sebagai penyedia produk automated finger print identification sistem (AFIS) merk L-1. Ia pernah diinterogasi penyidik KPK di Amerika Serikat.
Ia disebut sebagai saksi kunci karena mengikuti dan merekam semua kegiatan terkait dengan proyek KTP elektronik yang melibatkan sejumlah pejabat, politisi, dan pengusaha.
Meninggalnya Johannes Marliem tidak menghambat proses penyidikan tersangka Setya Novanto (Ketua DPR) dan tersangka Markus Nari (anggota DPR).
"Untuk penanganan perkara e-KTP kami punya bukti kuat. Penyidikan e-KTP untuk tersangka SN dan tersangka MN tetap jalan," ujar Febri Diansyah.
Dari Johannes Marliem, penyidik KPK banyak mendapatkan bukti rekaman dan aliran uang proyek e-KTP ke DPR dan pejabat Kemendagri.
Sedang di Singapura, penyidik beberapa kali memeriksa Paulus Tannos, pemilik PT Sandipala Arthapura, anggota konsorsium pemenang tender proyek e-KTP.
Dari keterangan dua saksi kunci ini, penyidik mendapatkan bukti valid soal pertemuan yang dihadiri oleh Setya Novanto dan Andi Narogong terkait proyek e-KTP.
Ketua KPK, Agus Rahardjo pun membenarkan penyidiknya pergi ke AS dan Singapura untuk melengkapi penyelidikan Setya Novanto pada kasus korupsi e-KTP.
Indonesia Corruption Watch (ICW) menyayangkan kematian Johannes Marliem.