Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Keluarga Tentang Tragedi Berdarah Sang Jenderal Ahmad Yani

Dibawah patung tersebut, tampak sebuah tulisan tulisan Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Cerita Keluarga Tentang Tragedi Berdarah Sang Jenderal Ahmad Yani
TRIBUNNEWS.COM / Fransiskus Adhiyuda
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani 

Tribunnews berkesempatan duduk dan berbincang bersama anak-anak Jenderal Ahmad Yani di meja makan berukuran 2x1 meter tersebut.

Pantauan Tribunnews, suasana perbincangam mereka terbilang sangat cair dan hangat. Sesekali mereka bercerita tentang keluarga. Selain itu, mereka cuka memperhatikan beberapa pajangan yang berada didalam ruanģ meseum tersebut.

"Kayanya patung bapak yang itu tidak berwarna coklat seperti sekarang,"

"Iya ya, sepertinya dulu berwarna agak keemasan. Kenapa sekarang jadi coklat ya,"

Ditengah canda dan perbincangan, sesekali mereka menyantap panganan rebusan singkong dan pisang rebus yang tersedia diatas meja.

"Ayoo silakan mas dimakan," ucap Indriah Ami Yani sembari menyodori panganan singkong rebus.

Saat mendengar tawaran tersebut, awak Tribunnews teringat kata pemandu museum, Apror yang mengatakan bahwa Jenderal Ahmad Yani semasa hidupnya lebih suka memakan panganan rebusan seperti singkong.

BERITA REKOMENDASI

Bahkan, jatah berasa yang diterima Jenderal Ahmad Yani selalu dibagikan kepada warga sekitar rumah yang membutuhkan.

"Bapak (Jenderal Ahmad Yani) lebih suka berkebun makannnya beliau lebih suka pangan rebusan. Ya, sampai sekarang putra putrinya juga lebih suka makan rebus-rebusan," ujar Apror.

Kembali kecerita penembakan dan penculikan Jenderal Ahmad Yani, Irawan Sura Eddy Yani atau biasa dikenal Edi Yani menceritakan dengan detail bagaimana peristiwa sang ayah ditembak oleh pasukan Tjakrabirawa.

Pasalnya, Eddy lah yang membangunkan sang Ayah  bahwa ada tamu dari Tjakrabirawa yang akan menjemput menuju istana Presiden.

"Ini yang membuka pintu awalnya mbok Milah (Pembantu Rumah Jend. A. Yani). Awalnya pintu tertutup lalu mereka (pasukan Tjakrabirawa) ketok pintu, lalu dibukakan, mbok Milah bertanya 'ada apa?', 'Tolong bangunkan pak Yani' kata pasukan Tjakrabirawa," tutur Eddy.

"Kebetulan saya terbangun dan tepat berada di belakang Mbok Milah. Lalu mbok Milah menyuruh saya 'Den Eddy, Tolong bangunkan bapak. Lalu saya mendekat ke pasukan Tjakrabirawa. 'Tolong dibangunkan bapak, bapak disuruh menghadap Presiden,"

"Lalu saya bangunkan bapak, pada saat saya bangunkan bapak lagi tidur menyamping. 'Pak..pak.. ada Tjakrabirawa meminta bapak untuk segera ke Istana bertemu dengan Presiden,"

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas