Anggota Komisi X: Sudah Saatnya Pancasila Jadi Ruh
Menurut Marlinda, kurikulum ideologi Pancasila dapat mencegah meluasnya paham radikalisme yang berpotensi mempengaruhi para siswa Indonesia.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Marlinda Irwanti mengaku setuju jika ideologi Pancasila dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran sebagaimana usulan Presiden Joko Widodo.
Menurut Marlinda, kurikulum ideologi Pancasila dapat mencegah meluasnya paham radikalisme yang berpotensi mempengaruhi para siswa Indonesia.
"Saya setuju sekali (atas usulan presiden masukan ideologi Pancasila dalam kurikulum pembelajaran). Sebenarnya permintaan Presiden pada deklarasi melawan radikalisme perguruan tinggi seluruh Indonesia ini bukan hal yang baru, di perguruan tinggi ada mata kuliah Pancasila," kata Marlinda saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (26/9/2017).
Baca: Jadi Tersangka KPK, Rita Widyasari Jawab Isu Ditahan Lewat WhatsApp
Politikus Golkar itu menuturkan, yang harus dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) adalah kurikulum mata kuliah Pancasila harus kekinian mengikuti zaman dalam pola pembelajaran.
Menurutnya, pelatihan tentang ideologi Pancasila harus secara massif dilakukan, agar dalam pola pembelajarannya bisa diberikan implementasinta yakni tidak hanya teori dan sekedar menghapal Pancasila.
"Sudah saatnya ideologi Pancasila menjadi ruh, menjadi marwah bangsa Indonesia dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.
Marlinda yakin dengan diterapkannya kurikulum ideologi Pancasila dapat mencegah radikalisme, intoleransi, dan korupsi.
Baca: Ini Sosok Bupati Cantik Rita Widyasari, Sempat Masuk 70 Tokoh Berpengaruh di Indonesia
Menurutnya, dari mulai PAUD sampai Perguruan Tinggi dibuat kurikulum dan pola pembelajaran sesuai dengan usia anak-anak, sedangkan guru atau dosennya juga mendapatkan ilmu yang memadai dengan training dan pembekalan tentang Pancasila secara massif.
"Masalah radikalisme, intoleransi tidak boleh dianggap remeh, karena Indonesia sangat beragam bahasa, suku, yang selama ini seharusnya menjadi kekuatan perbedaan-perbedaan tersebut," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.