Mantan Kapolri: Sebaiknya Pemimpin Tidak Bikin Gaduh
Menurut Da'i, sebaiknya pemimpin sekelas Panglima TNI tidak mengungkapkan pernyataan yang membuat rakyat khawatir.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kapolri di era Presiden Megawati Soekarnoputri, Jenderal (Purn) Dai Bachtiar, ikut angkat bicara terkait polemik pernyataan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, tentang upaya pembelian 5000 senjata api oleh institusi nonmiliter.
Menurut Da'i, sebaiknya pemimpin sekelas Panglima TNI tidak mengungkapkan pernyataan yang membuat rakyat khawatir.
"Saya sebagai rakyat ingin informasi-informasi yang dikeluarkan para pemimpin negara ini tentunya jangan sampai menimbulkan penafsiran atau bahkan kekhawatiran bagi rakyat," ujar Da'i kepada wartawan di Hotel Darmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (26/9/2017).
Da'i menyarankan sebaiknya antar pemimpin lembaga institusi negara untuk saling mengklarifikasi jika terjadi masalah antar lembaga.
"Jadi setidaknya pemimpin itu betul-betul kalau ada informasi yang kira-kira itu sebaiknya diklarifikasi dulu di antara pihak-pihak terkait. Sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dan bahkan mengkhawatirkan," kata mantan Kedubes Malaysia ini.
Bagi Da'i, jika hal tersebut tidak dilakukan dikhawatirkan akan membuat kegaduhan antar elite dan masyarakat.
Baca: PDIP: Perpanjangan Masa Kerja Pansus Tidak Perlu Minta Persetujuan Paripurna
"Jadi harapan kita ke depan tentunya ini jadikan pengalaman bagi para pemimpin sekarang ini agar pernyatan-pernyataan yang dikeluarkan tidak menimbulkan kegaduhan," ujar Da'i.
Da'i berkaca pada pengalamannya dulu saat menjadi Kapolri. Dirinya mengatakan bahwa dulu tiap pimpinan lembaga selalu berkoordinasi.
"Saya sebagai Kapolri waktu itu berkoordinasi dengan apakah Panglima TNI, Kepala BIN bahkan ada Menko Polhukam. Disitu kita diskusikan," kata Da'i.