Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapi Survei Isu PKI Bangkit, Fadli Zon Ingatkan Komunisme Masih Mengancam

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini berharap, isu komunis yang kembali dibahas juga harus menjadi perhatian pemerintah.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Tanggapi Survei Isu PKI Bangkit, Fadli Zon Ingatkan Komunisme Masih Mengancam
Repro/KompasTV
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua DPR Fadli Zon, angkat bicara soal survei opini publik nasional yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Hasil survei SMRC menyebutkan, mayoritas warga tidak setuju bahwa saat ini sedang terjadi kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia.

Fadli menilai, saat ini komunis masih menjadi ancaman di Indonesia.

"Sekarang kalau mau survei yang terbuka. Pertanyaan itu juga menentukan jawaban. Misalnya kalau ditanyakan apakah PKI masih menjadi ancaman? Sebut dong," kata Fadli kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Baca: Hasil Survei SMRC Sebut Mayoritas Pendukung Prabowo Subianto Percaya PKI Bangkit

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini berharap, isu komunis yang kembali dibahas juga harus menjadi perhatian pemerintah.

"Jangan soal kebangkitan PKI, tapi sekarang ini menjadi konsen ancaman. Karena ancaman komunisme ini tetap merupakan ancaman. Tapi kita juga harus rasional. Seharusnya pemerintah, aparat penegak hukum menjalankan saja apa yang ada di Tap MPRS itu dan UU," kata Fadli.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut menghubungkan ancaman komunis yang juga disuarakan oleh peserta aksi 299 yang digelar di depan gerbang Parlemen.

Baca: Survei SMRC Sebut yang Meyakini PKI Bangkit Mayoritas Pendukung PKS dan Gerindra

Selain menuntut supaya Perppu Nomor 2 Tahun 2017 ditolak, massa juga menuntut supaya pemerintah mewaspadai kebangkitan PKI.

"Kenyatanya, masyarakat yang datang ini sekarang saja puluhan ribu sepakat (komunis) ini menjadi ancaman. Sayau tidak membesar besarkan, tapi ini ancaman," kata Fadli.

Diberitakan sebelumnya, peneliti SMRC Sirojudin Abbas mengatakan, pendapat ini didukung 86,8 persen responden survei.

"Kami tanyakan soal pendapat bahwa sekarang ini sedang terjadi kebangkitan PKI di Tanah Air. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak dengan pendapat tersebut? Yang mengatakan tidak setuju 86,8 persen," kata Sirojudin dalam paparan hasil survei, di Kantor SMRC, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Sementara itu, yang menyatakan setuju bahwa saat ini sedang terjadi kebangkitan PKI hanya 12,6 persen.

Baca: Hotman Paris: Tahun Ini, Saya Target Punya 50 Hotel dan Villa, Semuanya Mewah

Responden yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 0,6 persen.

"Artinya overwhelming majority warga Indonesia tidak setuju dengan pendapat itu. Menurut mereka, tidak ada kebangkitan PKI sekarang ini," kata Sirojudin.

Jika dirinci dari yang menyatakan setuju bahwa sedang terjadi kebangkitan PKI, maka sebesar 39,9 persennya menganggap kebangkitan PKI itu sudah menjadi ancaman bagi negara.

"39,9 persen dari 12,6 persen itu nilainya 5 persen dari total populasi. Kalau diambil penduduk dewasa saja sekitar 10 juta," kata dia.

Sirojudin mengatakan, jika dibandingkan dengan jumlah yang menyatakan tidak setuju sedang terjadi kebangkitan PKI, angka 5 persen dari total populasi tersebut sangat kecil.

"Tetapi dari sisi gerakan politik (ada 10 juta penduduk), mungkin harus diinterpretasi dengan lebih hati-hati," ujar Sirojudin.

Survei opini publik ini merupakan CSR dari SMRC.

Survei dilakukan terhadap 1.057 responden dari sampel 1.220 orang, dengan margin error 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Profil demografi sampel mencerminkan populasi nasional Indonesia dan proporsional berdasarkan karakter demografi dan sebaran wilayahnya.

Proporsi kategori jenis kelamin, tempat tinggal, agama, etnis, serta provinsi mencerminkan populasi nasional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih, dalam periode tanggal 3 - 10 September 2017.

Kontrol kualitas terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangkan responden terpilih.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas