Jimly: Panasnya Suhu Politik di DKI Jangan Terulang di Pilkada Serentak 2018
"Ini serius, mudah-mudahan saja belajar dari kasus DKI semua kepala daerah sekarang, dan KPU Bawaslu belajar supaya jangan sampai isu SARA mendoiniasi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perasalahan-permasalahan yang pernah terjadi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, menurut Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indoneesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie, tidak boleh lagi terulang pada pilkada-pilkada yang akan digelar serentak di 171 wilayah, pada 2018 mendatang.
Kepada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2017), ia menyebut para petahana dan calon kandidat di pilkada serentak 2018, harus bisa mengantisipasi terualnganya kasus Jakarta di wilayah masing-masing, termasuk soal masssalah SARA.
"Ini serius, mudah-mudahan saja belajar dari kasus DKI semua kepala daerah sekarang, dan KPU Bawaslu belajar supaya jangan sampai isu SARA mendoiniasi," katanya.
Untuk menghilangkan permasalahan kampanye hitam atau 'black campaign' yang salah satunya menggunakan isu SARA, bukan lah hal yang mudah menurut Jimly Asshiddiqie. Ia menyebut di Amerika Serikat (AS) saja, yang dianggap terdepan dalam urusan demokrasi, masih menghadapi permasalahan serupa.
Ia mengacu pada kasus yang menimpa Barack Obama, Presiden AS ke 44. Pada 2009 lalu saat kampanye sebagai calon Presiden, Obama yang ayahnya adalah seorang muslim. Saat kampanye, Obama diisukan dekat dengan kelompok Islam radikal.
Baca: Alexis: Perempuan dari China Sampai Uzbek Cuma Bekerja Sebagai Pemandu Lagu dan Terapis
Baca: Kecurigaan Rizal Ramli Tentang Persekongkolan Revisi UU PNPB dan Proyek Gedung Baru DPR
Baca: Ujaran Kebencian dan SARA, Bareskrism Polri Janji Periksa Ketua Fraksi Nasdem Viktor Laiskodat
"Itu menggambarkan bahwa black campaign di Amerika saja ada, menggunakan isu SARA, apalagi di Indonesia. Jadi sulit kita membayangkan tidak akan ada isu SARA itu lagi," ujarnya.
Tidak hanya para petahana dan calon kadidat Pilkada lainnya, ia juga berharap semua pihak, mulai dari tokoh agama, pimpinan partai dan masyarakat, untuk bisa sama-sama menjaga pelaksanaan Pilkada serentak 2018 bisa berlangsung aman dan lancar.
"Lukanya ini memakan waktu untuk penyembuhan, maka marilah kita berpolitik denga santun dan berbudaya, berdemokrasi harus dengan integritas dan berkebudayaan," katanya.