Mendagri: Dari 800 Ribu Berita di Medsos, 600 Ribu Diantaranya Berita Bohong Berujung Fitnah
Karena, menurut Tjahjo, ujaran kebencian yang ada di media sosial saat ini tingkatannya sudah cukup mengkhawatrikan.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo menyebut satu diantara faktor yang menyukseskan pemilihan kepala daerah adalah tidak adanya kampanye hitam melalui ujaran kebencian.
Karena, menurut Tjahjo, ujaran kebencian yang ada di media sosial saat ini tingkatannya sudah cukup mengkhawatrikan.
"Kunci suksesnya Pilkada maupun Pileg, Pilpres itu adalah partisipasi meningkat. Selain itu tidak ada kampanye ujaran kebencian," kata Tjahjo di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (5/12/2017).
Baca: Hati-Hati, Akun Medsos Bisa Jadi Portofolio Anda
Tjahjo mengungkapkan, saat ini berita bohong yang sarat kebencian di media sosial menyebar dengan cepatnya.
Persentase berita benar dengan yang bohong jumlahnya sangat timplang.
"Repotnya, dari 800 ribu berita di medsos yang benar hanya 200 ribu. Sedangkan yang 600 ribu berita itu berisi fitnah dan ujaran kebencian," tuturnya.
Mantan Sekjen PDI Perjuangan itu menilai, apabila berita bohong tersebut dijadikan referensi maka akan berdampak sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup bermasyarakat.
"Itu kalau berita ujaran kebencian jadi panutan kan bahaya, tidak bisa ciptakan calon (pemimpin) berkualitas," tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.