Tak Bersedih Aset Berharganya Disita KPK, Rita: Tidak Apa-apa, Harta Dunia Itu
Rita Widyasari, menyebut puluhan tas dan sepatu merek internasional miliknya yang disita penyidik KPK banyak yang palsu.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
![Tak Bersedih Aset Berharganya Disita KPK, Rita: Tidak Apa-apa, Harta Dunia Itu](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rita-widyasari-diperiksa-terkait-tppu_20180119_182651.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati (nonaktif) Kutai Kartanegara, Rita Widyasari, menyebut puluhan tas dan sepatu merek internasional miliknya yang disita penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) banyak yang palsu.
Barang-barang bermerek internasional berkualitas palsu itu untuk gaya-gayaan atau action.
Hal itu disampaikan Rita usai menjalani pemeriksaan pertama sebagai tersangka kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) di kantor KPK, Jakarta, Jumat (19/1/2018).
"Namanya cewek, tas kan buat action," ujar Rita seraya terkekeh.
Rita mengaku membeli puluhan tas dan sepatu bermerek internasional itu dari sejumlah tempat.
"Tapi, itu banyak juga yang palsu," kata dia.
Baca: Mengintip Aktivitas Kaum Gay di Bandung: Kode Ketemuan hingga Aplikasi Mencari Teman Kencan
Ia pun mengaku tidak sedih sejumlah aset hingga barang-barang kesayangannya disita oleh pihak KPK.
"Iya tidak apa-apa, harta dunia itu," kata Rita di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dalam pemeriksaan kali ini, Rita ditanyakan penyidik KPK tentang aset perusahaan tambang batu bara miliknya yang ada di Kukar.
Aset tersebut diduga bagian gratifikasi bernilai Rp 436 miliar yang diterimanya bersama Khairudin.
![Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari keluar dari gedung KPK Jakarta memakai rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan Jumat (6/10/2017). Rita Widyasari ditahan KPK usai diperiksa sebagai tersangka penerima suap dan gratifikasi terkait pemberian izin lokasi guna keperluan inti dan plasma perkebunan kelapa sawit. TRIBUNNEWS/HERUDIN](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rita-widyasari-ditahan-kpk_20171006_213328.jpg)
"Saya punya tambang, ibu saya punya tambang, kakak saya punya tambang. Jadi nilai itulah, dinilai," aku Rita.
KPK menetapkan Rita bersama Komisaris PT Media Bangun Bersama (MBB), Khairudin, sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Keduanya diduga menerima gartifikasi sebanyak Rp 436 miliar terkait fee proyek, perizinan, dan pengadaan lelang barang dan jasa dari APBD selama enam tahun menjabat sebagai Bupati Kukar.
Baca: Warga Gabek Pangkalpinang Digerebek Polisi Sedang Menunggu Pembeli Sabu-sabu
Keduanya menyamarkan uang tersebut dengan membelanjakan sejumlah aset dan barang menggunakan nama orang lain.
Atas perkara TPPU ini, penyidik turut pula menyita tiga mobil milik Rita dan dua apartemen di Samarinda.
Penyidik KPK juga menyita 36 tas, 19 pasang sepatu, 32 jam tangan, dan 103 perhiasan berbagai jenis. Seluruh barang mahal tersebut bermerek internasional.
Tas milik Rita terdiri dari merek Chanel, Prada, Bvlgari, dan Louis Vuitton.
Selain itu, ada 19 pasang sepatu, mulai merek Gucci, Louis Vuitton, Prada, Chanel, Hermes, dan merek lainnya milik Rita yang juga diamankan penyidik KPK.
Baca: Warga Pasar Tembung Mengutuk Keras Aksi Pembunuhan Keji Siswi SMA
Selain kasus pencucian uang, Rita juga telah berstatus tersangka penerima suap sebesar Rp 6 miliar dari Hery Susanto Gun selaku Dirut PT Sawit Golden Prima.
Uang itu digunakan untuk memuluskan perizinan lokasi untuk keperluan inti dan plasma perkebunan sawit di Desa Kupang Baru Kecamatan Muara Kaman kepada PT Sawit Golden Prima. (Tribun Network/Gita Irawan/Abdul Qodir)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.