Salah Satu Penjual Sepatu yang Ditangkap Densus 88 Tak Lulus SD
Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri menangkap tiga orang terduga teroris di Temanggung, Jawa Tengah.
Editor: Dewi Agustina
Selain di Temanggung, tim Densus 88 Antiteror menangkap satu terduga teroris di Banyumas, Jawa Tengah.
Terduga teroris berinisial S itu diduga terlibat kelompok teroris yang berangkat ke Filipina Selatan.
Penangkapan S berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB di Kelurahan Pasirkidul Kecamatan Purwokerto Barat.
"(Keterlibatan) menyembunyikan dan memfasilitasi DPO kasus penyelundupan senjata dari Filipina atas nama Ageng Nugroho kelompok Suryadi Mas'ud," ujar Brigjen M Iqbal.
Sidik, nama tersangka itu, ternyata sudah menjadi buronan polisi kurang lebih setahun lamanya. Ia juga diduga masuk ke dalam kelompok teroris Jawa Timur.
"Yang di Banyumas sudah tepat orangnya. Karena dia masuk Daftar Pencarian Orang (DPO). Terlibat dalam beberapa jaringan di Filipina. Juga menghubungkan penjual senjata dan yang lain," kata Iqbal.
Disinggung apakah Sidik termasuk kelompok yang terkait dengan aksi terorisme bom di MH Thamrin beberapa waktu lalu, Iqbal masih belum mengetahuinya.
"Kita masih mendalami hal ini. Tapi diduga masuk kelompok Suryadi Mas'ud, yang dari Filipina. Sementara yang di Temanggung saat ini sedang dilakukan pendalaman," ujar dia.
Sidik terduga teroris yang ditangkap di Purwokerto, Banyumas dikenal warga sebagai pribadi yang tertutup.
Beberapa tetangga terduga menyebutkan, Sidik yang berusia sekitar 50-an tahun, memiliki dua orang anak yang masih kecil-kecil.
Mereka tinggal di rumah yang sekarang ditempati dengan menyewa rumah milik warga sekitar.
"Sebanarnya, Pak Sidik juga sudah memiliki rumah di sebelah rumah yang saat ini ditinggali. Rumah itu dibeli sejak dua tahun lalu. Namun rumah miliknya sendiri kabarnya ditempati keluarga adiknya, sedang pak Sidik sendiri tinggal di rumah yang disewa," jelas salah seorang tetangga terduga, Rini.
Dia juga menyebutkan, selama tinggal di lokasi tersebut, Sidik memang jarang bersosialisasi dengan tetangganya. Demikian juga dengan istrinya.
"Yang sering, warga di sekitar sini melihat Pak Sidik pergi dengan menggunakan mobil pada pagi hari, dan pulang kalau sudah malam. Katanya sih pekerjaannya pedagang. Tapi berdagang apa, kami tidak tahu," jelasnya. (Tribun Network/dit/sen/wly)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.