Elektabilitas Jokowi Masih Terganjal Masalah Ekonomi, Isu Primordial dan Buruh Asing
Elektabilitas Jokowi belum aman karena terganjal tiga hal di antaranya masalah ekonomi.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Hanya 13,5 persen yang menyatakan suka atau tidak bermasalah dengan isu itu.
Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih berdasarkan multi stage random sampling.
Baca: KPK Pinjam Mesin Penghitung Uang Pasca Ditemukannya Brankas di Vila Milik Keluarga Zumi Zola
Wawancara tatap muka dengan responden dilakukan serentak di 34 provinsi dari tanggal 7 sampai tanggal 14 Januari 2018.
Margin error dalam survei tersebut kurang lebih 2,9 persen.
Survei tersebut dibiayai sendiri sebagai bagian layanan publik LSI Denny JA.
Survei tersebut dilengkapi dengan riset kualitatif seperti FGD, media analisis, dan wawancara narasumber secara mendalam.
Mengenai pendamping Jokowo pada pilpres, Lembaga Survei Indonesia juga telah melakukan pemetaan.
LSI membagi lima jenis wapres di antaranya tokoh berlatar belakang militer, berlatar belakang Islam, berlatar belakang partai politik, pemimpin atau gubernur provinsi strategis, dan berlatar belakang profesional.
Untuk wapres berlatar belakang militer, ada tiga nama paling menonjol yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tingkat popularitasnya 71,2 persen.
Dua nama lainnya adalah Gatot Nurmantyo yang popularitas 56,5 persen dan Moeldoko yang popularitasnya 18 persen.
Baca: Jokowi Tidak Tersinggung Aksi Zaadit Tiup Peluit Sambil Mengacungkan Buku Kuning
"Meskipun popularitas Moeldoko masih rendah, namun masuknya Moeldoko dalam kabinet Jokowi membuka peluang," jelas peneliti LSI, Adjie Alfaraby di kantot LSI, Jakarta TImur, Jumat siang.
Pada cawapres berlatar belakang Islam, ada dua nama yang menonjol yakni Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang popularitasnya 32,4 persen dan Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi (TGB), yang popularitasnya sebesar 13,9 persen.